Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa saat ini tengah dipertimbangkan beberapa opsi untuk perekrutan guru di Sekolah Rakyat. Dalam konferensi pers di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 25 Maret 2025, ia menjelaskan bahwa terdapat dua pilihan utama yang bisa diambil, yaitu merekrut guru dari Aparatur Sipil Negara (ASN) atau dari kalangan guru-guru yang telah memiliki sertifikasi.
“Ya sementara masih ada beberapa pilihan, dari ASN, penugasan ASN gitu atau yang kedua dari guru-guru yang telah memiliki sertifikat, yang lulus pendidikan profesi guru,” jelas Gus Ipul. Namun, ia menekankan bahwa rencana tersebut masih dalam tahap pematangan dan belum ada keputusan akhir terkait pelaksanaannya.
Pernyataan Gus Ipul tersebut diungkapkan seiring dengan kebutuhan mendesak akan tenaga pengajar di Sekolah Rakyat. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, sebelumnya juga mengemukakan bahwa pihaknya membutuhkan sekitar 60 ribu guru untuk memenuhi kebutuhan pengajaran di sekolah-sekolah tersebut. “Tadi disampaikan 60 ribu guru kebutuhannya. Nanti mendistribusikan guru yang sudah ada atau rekrutmen baru, masih dalam proses yang panjang,” ujar Abdul Mu’ti.
Para guru yang akan direkrut akan dihadapkan dengan dua skema kurikulum yang berbeda. Pertama, kurikulum untuk sekolah unggul yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan kedua, kurikulum merdeka yang diterapkan di sekolah-sekolah saat ini. “Kalau sekolah unggul kan standar internasional, yang Sekolah Unggul Garuda itu. Tapi kalau kurikulum kami ya sama dengan yang berlaku di Indonesia saat ini,” tambah Abdul Mu’ti.
Selain menangani masalah guru, pemerintah juga menghadapi tantangan keamanan di beberapa daerah, termasuk kasus penyerangan terhadap guru di Yahukimo, Papua. Peristiwa tersebut menyoroti pentingnya menjaga keselamatan para pendidik, terutama di wilayah yang rawan konflik. Gus Ipul menegaskan bahwa pemerintah harus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi guru dan siswa.
Dalam fokus utama pemerintah saat ini adalah bagaimana menciptakan akses pendidikan yang merata dan berkualitas, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil melalui Sekolah Rakyat. Keberadaan Sekolah Rakyat diharapkan dapat menjembatani kesenjangan pendidikan yang ada dan memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak di wilayah kurang terlayani.
Opsi perekrutan yang ditawarkan Menteri Sosial, baik melalui ASN maupun guru bersertifikat, diharapkan dapat memaksimalkan potensi pengajaran di Sekolah Rakyat. Proses tersebut diharapkan mampu menarik guru-guru berkualitas yang mampu memberikan pendidikan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Gus Ipul juga berharap masyarakat dapat memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif pendidikan ini, sehingga semua anak di Indonesia, tanpa terkecuali, dapat merasakan pendidikan yang layak dan mendapatkan perlindungan dalam menjalani kegiatan belajar mereka. Pembahasan lebih lanjut mengenai rencana perekrutan guru di Sekolah Rakyat ini akan dilakukan dalam waktu dekat, dengan tujuan meningkatkan kualitas pendidikan yang ada.
Dengan adanya langkah-langkah ini, pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di seluruh Nusantara, terutama bagi anak-anak di daerah yang selama ini terpinggirkan dari pantauan pendidikan yang memadai.