Menhub Peringatkan: Cuaca Buruk Ancaman Saat Mudik Lebaran!

Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengingatkan para pemudik untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi perjalanan mereka selama arus mudik Lebaran. Peringatan ini disampaikan seiring dengan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai adanya aktivitas Madden-Julian oscillation (MJO) yang dapat menyebabkan badai luas di Samudra Hindia. Diperkirakan, badai ini akan menjangkau Pulau Jawa antara tanggal 25 hingga 27 Maret 2025, yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

Dalam keterangannya, Menhub mengungkapkan bahwa sejumlah daerah yang umum menjadi tujuan mudik, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jambi, Bali, dan Sulawesi Tenggara, diramalkan akan mengalami hujan dalam sepekan ke depan. “Oleh karena itu, saya mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi terkait kondisi cuaca sebelum melakukan perjalanan,” ungkapnya di Jakarta.

Lebih lanjut, Menhub juga meminta para pemangku kepentingan di sektor transportasi untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan koordinasi yang lebih intens dengan pihak BMKG. Hal ini sangat penting untuk menjaga keselamatan penumpang di berbagai moda transportasi, termasuk darat, laut, udara, dan kereta api. “Inspeksi sarana dan prasarana perlu dilakukan secara konsisten untuk memastikan keselamatan para penumpang angkutan umum,” tambahnya.

Menhub memperingatkan bahwa potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan kilat dapat terjadi akibat cuaca buruk. Dalam situasi ini, ia menekankan bahwa keselamatan penumpang adalah prioritas utama. “Apabila terjadi cuaca ekstrem, kami tidak segan-segan untuk melakukan penundaan atau pembatalan perjalanan,” tegasnya.

Untuk pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi, Menhub mengimbau agar mereka memastikan kondisi fisik dan kendaraan dalam keadaan prima. “Pastikan kondisi tubuh Anda sangat fit dan lakukan pengecekan menyeluruh pada kendaraan, termasuk mesin, ban, rem, dan wiper, untuk meminimalkan risiko kecelakaan yang bisa terjadi di jalan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan juga melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah penumpang angkutan udara domestik selama periode arus mudik Lebaran 2025. Hal ini sejalan dengan kebijakan penurunan harga tiket pesawat ekonomi domestik sebesar 13-14 persen, yang berlaku selama 15 hari. Pada tanggal 24 Maret 2025, jumlah penumpang angkutan udara domestik mencapai 200.401 orang, meningkat 7,7 persen dibandingkan tahun lalu. Total penumpang dari tanggal 21 hingga 24 Maret 2025 mencapai 722.439 orang, meningkat 9,3 persen.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Budi Rahardjo menjelaskan bahwa kebijakan penurunan harga tiket ini diharapkan dapat meringankan biaya perjalanan bagi masyarakat yang ingin mudik. “Kami mengamati adanya antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap kebijakan ini. Penurunan harga tiket telah membantu meningkatkan aksesibilitas penerbangan bagi pemudik,” ungkap Budi.

Di sisi lain, bandara-bandara utama di Indonesia juga mencatat lonjakan jumlah penumpang yang signifikan. Bandara Soekarno-Hatta (CGK) tercatat telah melayani 56.060 penumpang pada tanggal 24 Maret 2025, meningkat 7 persen dibandingkan tahun lalu. Rute penerbangan domestik yang paling ramai adalah Jakarta-Medan dengan jumlah penumpang mencapai 5.487 orang dengan load factor mencapai 98,60 persen.

Kementerian Perhubungan terus melakukan koordinasi dengan maskapai penerbangan dan otoritas bandara untuk memastikan kelancaran arus mudik dan menjaga ketepatan waktu penerbangan. Tingkat ketepatan waktu penerbangan domestik mencapai 82,47 persen, sementara penerbangan internasional mencapai 86,81 persen. Peningkatan ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan lebih bagi masyarakat selama masa mudik Lebaran 2025.

Berita Terkait

Back to top button