
Kanker usus besar atau kanker kolon merupakan salah satu jenis kanker dengan tingkat kematian yang tinggi. Menurut laporan dari beberapa sumber kesehatan, banyak kasus kanker usus besar terdiagnosis pada stadium lanjut, di mana kemungkinan kesembuhan sudah jauh menurun. Deteksi dini melalui prosedur kolonoskopi menjadi langkah penting yang bisa menyelamatkan banyak nyawa, mengingat jika kanker usus besar dideteksi sejak dini, tingkat kesembuhannya dapat mencapai angka yang sangat menggembirakan.
Kolonoskopi adalah prosedur medis yang melibatkan penggunaan alat bernama endoskop, sebuah selang fleksibel yang dilengkapi dengan kamera kecil. Alat ini dimasukkan melalui dubur untuk memeriksa bagian dalam usus besar. Dengan bantuan layar monitor, dokter dapat menilai kondisi usus secara detail, mencari polip, peradangan, luka, atau massa yang mencurigakan. Apabila ditemukan jaringan abnormal, dokter bisa langsung melakukan biopsi untuk analisis lebih lanjut.
Dokter Randy Adiwinata, Sp.PD, spesialis penyakit dalam dari RS Siloam MRCCC Semanggi, menjelaskan bahwa kanker kolon biasanya dimulai dari polip jinak yang tumbuh di dinding usus. Proses perkembangan kanker ini berlangsung dalam waktu lama dan melalui berbagai tahapan mutasi genetik hingga akhirnya menjadi ganas. Sayangnya, gejala awal kanker kolon sering kali tidak spesifik, sehingga banyak pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah jauh lebih serius. Gejala yang mungkin muncul antara lain perubahan pola buang air besar, feses berdarah, perasaan tidak tuntas setelah BAB, serta penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Keberadaan perdarahan dalam feses berfungsi sebagai sinyal peringatan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter Randy menekankan pentingnya membedakan perdarahan akibat kanker dengan kondisi lain, seperti wasir. Perdarahan karena kanker biasanya bercampur dengan feses dan disertai keluhan sistemik lainnya, sedangkan pada wasir, darah muncul setelah BAB, menetes, tanpa bercampur dengan kotoran.
Karena gejala yang sering disalahartikan, deteksi dini melalui kolonoskopi sangat penting. Semua bentuk perdarahan dalam feses harus dianggap serius dan diperiksa lebih lanjut. Selain kolonoskopi, metode skrining awal lain seperti tes darah samar pada feses juga dapat dilakukan. Jika hasil tes positif, kolonoskopi tetap disarankan sebagai langkah lanjutan.
Berdasarkan pedoman dari American College of Gastroenterology, skrining kolonoskopi direkomendasikan bagi individu berusia 45 tahun ke atas, bahkan bagi mereka yang tidak menunjukkan gejala. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi dan mengangkat polip sebelum berubah menjadi kanker.
Pengelolaan kanker kolon juga semakin berkembang dengan pendekatan multidisipliner. Tim medis yang terlibat biasanya terdiri dari berbagai ahli, termasuk onkologi, gastroenterologi, bedah, radiologi, dan gizi. Mereka bekerja sama untuk merencanakan terapi terbaik sesuai dengan kondisi pasien. Diagnosis dan terapi kini bisa lebih personal dengan memanfaatkan pemeriksaan biomarker dan mutasi genetik. Hal ini memungkinkan dokter untuk menentukan apakah pasien cocok untuk terapi imun atau terapi terarah.
Untuk tahap awal, pembedahan seringkali menjadi pilihan utama, sedangkan pada stadium lanjut, terapi dapat mencakup kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi dari beberapa metode. Dokter Randy menegaskan, “Dengan deteksi dini melalui kolonoskopi dan penanganan yang tepat, kanker usus besar bukanlah akhir dari segalanya, tetapi justru bisa menjadi awal dari kesembuhan.”
Bagi mereka yang akan menjalani kolonoskopi, terdapat beberapa tips praktis yang perlu diperhatikan. Pertama, ikuti instruksi diet dan puasa dari dokter, seperti mengonsumsi makanan rendah serat beberapa hari sebelum pemeriksaan. Kedua, lakukan pembersihan usus untuk memastikan hasil pemeriksaan akurat. Ketiga, informasikan dokter mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi. Keempat, mintalah pendamping untuk mengantar pulang setelah prosedur, karena biasanya pasien akan diberi obat penenang sebelum pemeriksaan. Upaya ini sangat penting untuk mengurangi risiko dan meningkatkan efektivitas deteksi dini kanker usus besar melalui kolonoskopi.