
Pada tahun 2001, Indonesia mencatat sejarah baru dengan terpilihnya Jacob Nuwa Wea sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Ia menjadi menteri pertama yang berasal dari kalangan buruh, yang diangkat oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Jacob, yang sering dipanggil Om Jacob, bukan hanya sekadar pejabat, tetapi juga merupakan simbol perjuangan dan aspirasi kelas pekerja di Indonesia.
Jacob Nuwa Wea lahir pada 14 April 1944 di Flores, Nusa Tenggara Timur. Talenta dan dedikasinya di dunia buruh membuatnya dikenal luas dalam pergerakan pekerja. Sebelum menjabat sebagai menteri, ia aktif dalam Kesatuan Buruh Marhaenis dan ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pada tahun 2000. Pengalamannya sebagai aktivis memberikan modal kuat untuk memperjuangkan hak-hak buruh.
Sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Jacob juga memiliki posisi strategis di partai, di mana ia menjabat sebagai wakil ketua DPD DKI dan ketua DPP. Keterlibatannya dalam politik memberi Jacob kesempatan untuk memperjuangkan aspirasi pekerja pada tingkat yang lebih tinggi, khususnya dalam ruang-ruang kebijakan nasional.
Dalam menjalani tugas sebagai menteri, Jacob Nuwa Wea menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap kesejahteraan pekerja. Ia menitikberatkan pada dua kebijakan utama: meningkatkan kesejahteraan pekerja dan menegakkan supremasi hukum di bidang ketenagakerjaan. Ia dikenal memiliki gaya kepemimpinan yang merakyat, tegas, serta blak-blakan. Jacob tidak ragu untuk berdiri di depan dan memimpin demonstrasi buruh ketika hak-hak mereka dilanggar.
Selama masa jabatan Kenneth, ia meluncurkan inisiatif penting berupa dua rancangan undang-undang, yaitu UU Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan serta UU Penyelesaian Perselisihan Industrial. Melalui langkah ini, Jacob tidak hanya berbicara tentang perlindungan buruh, tetapi juga berupaya menyediakan alat hukum yang diperlukan untuk merealisasikan visi tersebut.
Dedikasinya tidak berhenti setelah masa jabatannya berakhir pada 2004. Jacob tetap menjadi figur yang dikenang sebagai low profile, mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan hak dan kesejahteraan buruh. Warisan perjuangannya menginspirasi banyak generasi muda untuk tidak takut berjuang demi keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.
Salah satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa Jacob Nuwa Wea berhasil membuktikan bahwa latar belakang sebagai buruh tidak menjadi penghalang untuk meraih posisi strategis di pemerintahan. Ia menunjukkan kepada masyarakat bahwa suara buruh di dalam pengambilan keputusan publik sama sekali tidak terabaikan. Jacob menjadi contoh bahwa dengan tekad dan komitmen yang kuat, seseorang dapat menembus batas-batas sosial dan politik yang sering kali menjadi penghalang.
Berkat perjalanan hidup dan pengabdian Jacob Nuwa Wea, ia tidak hanya menjadi tokoh penting dalam sejarah buruh Indonesia, tetapi juga simbol pergerakan kaum pekerja. Ia adalah pemimpin yang dengan gigih memperjuangkan keadilan bagi semua pekerja yang ada di Indonesia, menunjukkan bahwa setiap orang, terlepas dari status sosialnya, dapat berkontribusi besar bagi bangsa ini. Jacob Nuwa Wea mungkin telah meninggalkan kursi menteri, tetapi semangat dan dedikasinya akan terus hidup dalam sikap dan tindakan generasi penerus yang memperjuangkan hak-hak buruh hingga saat ini.