Media Asing Ungkap Dugaan Skandal Drawing Liga 4: Aksi Curang!

Dugaan skandal dalam pengundian Liga 4 Indonesia mencuri perhatian tidak hanya dari masyarakat sepak bola dalam negeri, tetapi juga dari media asing. Hal ini terungkap ketika Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara tegas meminta agar proses pengundian tersebut diulang. Kontroversi ini muncul setelah beberapa aspek dari proses pengundian yang dianggap tidak transparan dan berpotensi menimbulkan curang.

Media asal Vietnam, Soha, melaporkan mengenai ketidakpuasan publik terhadap cara pengundian yang dilakukan oleh Dessy Afrianto, Deputi Bidang Sepak Bola PSSI. Mereka menyoroti pengundian yang dilakukan secara tidak terbuka, di mana beberapa pihak mencurigai bahwa proses tersebut disamarkan dengan menarik undian di bawah meja. Kondisi ini memicu keraguan di kalangan suporter mengenai integritas dan keadilan dalam kompetisi.

Video pengundian yang menuai perhatian publik ini memperlihatkan situasi menggugah, karena pengundian seharusnya bisa disaksikan oleh semua pihak. Menyusul penyebaran luas video tersebut, pihak PSSI segera mengambil tindakan dengan melakukan investigasi terhadap individu-individu yang terlibat dalam proses pengundian. Tujuan dari investigasi ini adalah untuk mengungkap kebenaran dan memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga dan kompetisi sepak bola Indonesia.

Erick Thohir saat memberikan pernyataannya mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap insiden ini, seraya menekankan bahwa integritas merupakan hal yang sangat penting dalam setiap kegiatan kompetisi. Ia menyesalkan ketidakprofesionalan yang ditunjukkan dalam proses pengundian Liga 4, yang menurutnya perlu dikelola dengan baik untuk menjaga semangat fair play.

Dalam aksi lanjutan, PSSI meminta agar dilakukan undian ulang dengan prosedur yang lebih transparan dan melibatkan semua pihak terkait. Mereka menganggap bahwa setiap cabang kompetisi, termasuk Liga 4, adalah elemen penting dari ekosistem sepak bola nasional yang sedang dibentuk secara berkelanjutan. PSSI bertekad untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggara pengundian.

Dugaan skandal ini menjadi lebih kontroversial seiring dengan latar belakang Dessy Afrianto, yang bukanlah sosok baru dalam dunia sepak bola Indonesia. Dengan pengalaman sebagai Ketua Umum PSSI DIY dan peran sebelumnya sebagai Deputi Sekjen PSSI, Dessy pernah terlibat dalam berbagai aspek pengelolaan sepak bola di Tanah Air. Kontroversi ini muncul pertama kali setelah video dibagikan oleh akun media sosial, yang segera menjadi viral dan menarik perhatian publik.

Selain sorotan dari media asing, ketidakpuasan juga datang dari suporter Liga 4. Mereka menilai bahwa pengundian yang seharusnya berlangsung secara adil justru menjadi sorotan karena praktik tidak transparan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga citra serta kepercayaan masyarakat terhadap kompetisi sepak bola, meskipun berlangsung di tingkat amatir.

Liga 4 sendiri merupakan kompetisi yang berperan penting dalam pengembangan talenta muda di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun hanya berada di level bawah dalam struktur liga nasional, kompetisi ini memiliki dampak yang besar terhadap pembinaan atlet dan kualitas permainan sepak bola di tanah air. Mengingat pentingnya Liga 4, pelaksanaan kompetisi dengan kualitas tinggi dan sistem manajerial yang baik sangatlah dibutuhkan.

Kini, PSSI memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa semua proses dalam kompetisi, termasuk pengundian, berjalan dengan transparan dan fair. Dengan harapan untuk meningkatkan aspek profesionalisme di semua lini, PSSI berkomitmen untuk membangun sistem yang lebih baik demi masa depan sepak bola Indonesia.

Exit mobile version