May Day: Ribuan Buruh Penuhi Monas Alcami Suara Aksi!

Kawasan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta mulai dipadati ribuan buruh dari berbagai serikat pekerja, menyambut peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada 1 Mei. Para buruh berasal dari berbagai daerah di sekitar Jabodetabek dan mengenakan atribut serikat masing-masing, serta seragam berupa kaus putih bertuliskan “May Day 2025”.

Sutisna, salah seorang buruh asal Bekasi, mengungkapkan bahwa ia datang bersama puluhan teman seprofesi menggunakan bus yang berangkat sekitar pukul 07.00 WIB. “Kami berkumpul di sini untuk memperingati Hari Buruh dan menyampaikan aspirasi kami,” ujarnya.

Momentum May Day kali ini dianggap istimewa karena kehadiran Presiden Prabowo Subianto, yang dijadwalkan akan berdialog langsung dengan para perwakilan buruh. Sutisna berharap dialog ini akan menghasilkan kebijakan yang lebih berpihak kepada para pekerja. “Harapannya tentu kami ingin sejahtera. Semoga Presiden bisa lebih berpihak kepada kami, kaum buruh,” tambahnya.

Menurut rencana, sekitar 200 ribu buruh diperkirakan akan hadir di Monas. Dalam aksi kali ini, para buruh akan menyampaikan enam tuntutan utama, antara lain:

1. Pengesahan Rancangan Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan.
2. Penetapan upah layak nasional.
3. Penegakan tindakan pidana korupsi.
4. Pemberian jaminan sosial yang lebih baik.
5. Perlindungan dan pengakuan hak-hak pekerja.
6. Peningkatan kesejahteraan bagi seluruh buruh.

Polda Metro Jaya telah menyiapkan sejumlah langkah pengamanan untuk melancarkan jalannya aksi ini. Sebanyak 13.252 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga keamanan, terdiri dari 9.591 personel Polri, 3.385 personel TNI, dan 276 personel dari pemerintahan daerah. Pengamanan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi para peserta aksi dan mencegah terjadinya kericuhan.

Peringatan May Day di Monas juga akan diwarnai dengan berbagai kegiatan simbolis, termasuk orasi dari sejumlah tokoh buruh dan serikat pekerja. Hal ini menjadi kesempatan bagi buruh untuk menyuarakan permasalahan yang mereka hadapi di lapangan, terutama terkait kondisi kerja dan hak-hak mereka yang sering kali terabaikan.

Aksi perayaan Hari Buruh ini bukan hanya menjadi momen bagi para pekerja untuk menyampaikan aspirasi, tetapi juga sebagai panggilan kesadaran kolektif akan pentingnya solidaritas di antara para buruh. Selain itu, kegiatan ini juga mengajak masyarakat untuk lebih memahami isu-isu ketenagakerjaan yang dihadapi oleh buruh di Indonesia.

Dalam sejarahnya, May Day telah menjadi simbol perjuangan buruh di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, peringatan ini menjadi kesempatan bagi serikat pekerja dan buruh untuk bersatu, bersolidaritas, dan memperjuangkan keadilan serta kesejahteraan untuk semua pekerja. Dengan hadirnya berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah, diharapkan dialog yang konstruktif dapat tercipta, menggugah perhatian kepada isu-isu krusial yang dihadapi para buruh.

Hari ini, dengan ribuan buruh berkumpul di Monas, semangat perjuangan untuk hak dan kesejahteraan buruh terus menggebu, menandakan bahwa suara mereka tidak akan dikecilkan begitu saja. Kegiatan ini pun berharap untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah guna menciptakan kebijakan yang lebih adil dan pro-buruh, demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh pekerja Indonesia.

Exit mobile version