Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal di Usia 85

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, telah meninggal dunia di usia 85 tahun. Keluarganya dan otoritas medis mengonfirmasi bahwa Abdullah meninggal pada Senin, 14 April 2025, di Institut Jantung Nasional di Kuala Lumpur. Kepergiannya telah meninggalkan duka mendalam, bukan hanya bagi keluarganya, tetapi juga bagi rakyat Malaysia yang pernah dipimpin olehnya.

Abdullah, yang akrab dipanggil Pak Lah, menjabat sebagai perdana menteri kelima Malaysia mulai tahun 2003 setelah Mahathir Mohamad mengundurkan diri setelah 22 tahun memimpin. Masa kepemimpinannya dikenal dengan banyak inisiatif untuk memajukan negara, termasuk gerakan antikorupsi yang ditujukan untuk memperbaiki citra pemerintah.

Kematian Abdullah terjadi setelah ia dirawat di National Heart Institute pada tanggal 13 April 2025 karena mengalami kesulitan bernapas. Ia kemudian ditempatkan di bawah perawatan intensif. Meskipun berbagai upaya medis telah dilakukan, Abdullah diketahui meninggal dengan tenang di tengah orang-orang terkasih. Menantu laki-lakinya, Khairy Jamaluddin, yang juga merupakan mantan menteri kesehatan, menyampaikan kabar duka tersebut melalui sebuah postingan di Instagram, namun tidak mengungkapkan penyebab kematiannya.

Selama masa kepemimpinannya, Abdullah diperkenalkan sebagai pemimpin yang menganut versi Islam moderat. Ia bermaksud mempercepat kemajuan ekonomi dan teknologi Malaysia sambil menghindari fundamentalisme agama. Namun, pemerintahannya tidak lepas dari kritik. Salah satu isu yang paling diperhatikan adalah kebijakan subsidi bahan bakar yang ia terapkan, yang menyebabkan kenaikan harga yang tajam dan menjadi salah satu faktor ketidakpuasan publik.

Periode kepemimpinan Abdullah diakhiri pada tahun 2009 setelah pemilihan umum yang mengejutkan, di mana Koalisi Barisan Nasional yang berkuasa, untuk pertama kalinya, kehilangan mayoritas parlemen. Peralihan kekuasaan ini menandai tanda-tanda perubahan besar dalam peta politik Malaysia. Abdullah pun digantikan oleh Najib Razak, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri dalam kabinetnya.

Merespons berita duka ini, berbagai pihak di Malaysia dan masyarakat internasional memberikan penghormatan kepada Abdullah Ahmad Badawi. Pemimpin saat ini dan tokoh politik lainnya mengingat kontribusinya dalam membangun Malaysia menuju era yang lebih modern, meskipun masa pemerintahannya diwarnai oleh tantangan-tantangan yang kompleks.

Kesehatan Abdullah Ahmad Badawi dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan, dan perawatan intensif yang ia jalani menjelang akhir hayatnya menunjukkan betapa pentingnya perhatian terhadap kesehatan seorang pemimpin yang pernah menjadi figur sentral dalam dinamika politik Malaysia. Abdullah, sebelum meninggal, sempat menjadi salah satu tokoh yang memberikan sumbangsih pemikiran dan kebijakan yang berpengaruh terhadap kemajuan negara.

Keluarga dan kerabat Abdullah telah mengumumkan bahwa pemakaman akan dilaksanakan dengan penuh penghormatan di tempat yang telah ditentukan, diharapkan akan dihadiri oleh kerumunan yang mengenang jasanya. Kehilangan Abdullah Ahmad Badawi menjadi momen refleksi bagi masyarakat Malaysia untuk meninjau kembali perjalanan politik yang telah dilalui dan bagaimana dampaknya terhadap masa depan negara.

Sosok Abdullah bukan hanya diingat sebagai mantan perdana menteri, tetapi juga sebagai seorang negarawan yang berusaha menciptakan keseimbangan antara modernisasi dan nilai-nilai tradisional Malaysia. Warisannya dalam pengembangan ekonomi dan penanganan isu sosial di negara ini akan terus menjadi bahan diskusi bagi generasi mendatang.

Berita Terkait

Back to top button