
Logitech International baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius untuk melakukan buyback saham senilai USD2 miliar atau sekitar Rp32,6 triliun dalam periode tiga tahun ke depan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta memperkuat posisi mereka di pasar global. Rencana tersebut diumumkan dalam acara investor day di San Jose, California, yang berlangsung pada 6 Maret 2025.
Dalam pernyataannya, Logitech memperkirakan bahwa penjualan mereka untuk tahun fiskal 2026 akan mencapai antara USD4,53 miliar (setara Rp73,9 triliun) hingga USD4,71 miliar (setara Rp76,8 triliun). Angka ini menunjukkan indikasi pertumbuhan penjualan antara 1 persen hingga 3 persen dalam mata uang dolar AS. Sebelumnya, Logitech juga telah memperkirakan bahwa penjualannya untuk tahun 2025 akan mengalami kenaikan sebesar 5,4 persen hingga 6,4 persen, mencapai USD4,54 miliar (Rp74 triliun) hingga USD4,57 miliar (Rp74,5 triliun).
Peningkatan proyeksi penjualan ini didorong oleh penjualan dan laba yang diprediksi lebih tinggi. Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, Logitech menetapkan target pertumbuhan penjualan tahunan sebesar 7 persen hingga 10 persen, dengan margin laba kotor non-GAAP di atas 40 persen dan margin operasional antara 15 persen hingga 18 persen. “Kami adalah pemimpin pasar dalam kategori inti kami dengan strategi yang jelas untuk memperluas kepemimpinan tersebut, rencana yang kredibel untuk memasuki vertikal dan adjacencies baru, dan AI sebagai pengganda kekuatan,” ujar CEO Logitech, Hanneke Faber.
Strategi ekspansi ini tidak hanya terbatas pada peningkatan penjualan produk yang ada, tetapi juga meliputi penjualan di sektor-sektor baru seperti pendidikan dan perawatan kesehatan. Dengan langkah ini, Logitech berupaya untuk memperluas basis konsumen tradisionalnya dan menjangkau segmen bisnis yang lebih luas. Produk terbaru mereka mencakup inovasi seperti mouse komputer dengan tombol pembangun cepat yang dirancang untuk menghubungkan pengguna dengan platform kecerdasan buatan seperti ChatGPT.
Rencana buyback saham ini dipandang sebagai strategi jangka panjang yang efektif untuk meningkatkan kepercayaan investor. Dengan mencatatkan laba yang lebih tinggi dan proyeksi penjualan yang optimis, Logitech tampaknya berupaya memberikan nilai lebih kepada pemegang sahamnya. Langkah ini juga memberikan sinyal positif kepada pasar bahwa perusahaan berada dalam kondisi finansial yang sehat dan percaya diri terhadap pertumbuhan di masa depan.
Logitech dikenal sebagai salah satu pelopor dalam industri pembuatan komponen komputer, dengan produk-produk inovatif yang digunakan oleh jutaan konsumen di seluruh dunia. Dalam cuaca industri yang kompetitif, langkah-langkah strategis seperti buyback saham dan ekspansi ke vertikal baru sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan.
Selain itu, langkah ini dapat diartikan sebagai usaha Logitech untuk meningkatkan likuiditas sahamnya, yang seringkali menjadi perhatian utama investor. Dengan buyback saham, perusahaan dapat mengurangi jumlah saham yang beredar di pasar, sehingga berpotensi menaikkan harga saham dan memberikan imbal hasil yang lebih baik kepada pemegang saham yang ada.
Di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan meningkatnya permintaan akan produk-produk inovatif, Logitech siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan teknologi lainnya dengan membawa strategi yang matang dan fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan. Rencana buyback dan penjualan ke vertikal baru diharapkan dapat membuka banyak peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan performa keuangan dan menghadapi tantangan di masa depan.