
Indonesia harus menerima kenyataan pahit setelah kalah dramatis dari Korea Selatan di semifinal Piala Sudirman 2025 yang berlangsung di Hall A, Jakarta, pada Sabtu (15/6). Pertandingan ini memikat perhatian penggemar bulu tangkis tanah air, di mana tim Merah-Putih berupaya keras untuk melanjutkan ambisi mereka meraih gelar juara.
Pertandingan dimulai dengan pertandingan ganda campuran, di mana pasangan Indonesia, Dejan Ferdinansyah dan Siti Fadia Silva Ramadhanti, berhadapan dengan Seo Seung Jae dan Chae Yu Jung dari Korea Selatan. Pertandingan ini berlangsung ketat, namun sayangnya Dejan/Fadia harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 21-19, 18-21, dan 16-21. Meski begitu, penampilan gemilang mereka mencuri perhatian penonton.
Di pertandingan tunggal putra, Alwi Farhan berhadapan dengan Cho Geonyeop. Meskipun Alwi menunjukkan permainan yang mengesankan, ia harus menyerah dengan skor 21-17, 16-21, dan 18-21, membuat posisi Indonesia semakin tertekan.
Berlanjut ke kategori tunggal putri, Putri Kusuma Wardani menghadapi An Se Young, wakil Korea Selatan yang dikenal dengan permainan agresifnya. Pertandingan ini menjadi sorotan utama, di mana Putri berjuang keras tetapi pada akhirnya kalah dengan skor 14-21, 21-16, dan 11-21.
Dalam laga berikutnya, ganda putra Indonesia, Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri, tampil menghadapi Seo Seung Jae dan Kim Won Ho. Meski sempat memberikan perlawanan, Bagas/Fikri juga harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 19-21, 18-21. Dengan hasil ini, Indonesia tertinggal 0-4 dari Korea Selatan.
Di pertandingan terakhir, ganda putri Amalia Cahaya Pratiwi dan Siti Fadia Silva Ramadhanti bertemu dengan Baek Ha Na dan Lee So Hee. Dalam laga yang penuh emosi ini, pasangan Indonesia berhasil mempersembahkan satu angka untuk Indonesia setelah menang 21-18, 21-14, meski hasil tersebut tidak cukup untuk mengubah nasib tim.
Dengan hasil ini, Indonesia harus puas meraih tempat ketiga, sementara tim Korea Selatan melanjutkan langkah mereka ke final. Pelatih kepala tim Indonesia, Eng Hian, menyampaikan rasa kecewanya usai pertandingan, namun ia juga mengapresiasi usaha dan semangat juang yang ditunjukkan oleh para pemain. “Kami berjuang hingga titik terakhir, tetapi lawan menunjukkan permainan yang lebih cerdas di momen-momen krusial,” ungkap Eng Hian.
Meskipun langkah Indonesia terhenti di semifinal, penampilan para atlet memberikan harapan untuk masa depan. Tim Merah-Putih telah menunjukkan potensi besar dan keinginan untuk meraih sukses di event-event mendatang. Seiring dengan berjalannya waktu, Jepang, China, dan negara-negara bulu tangkis lainnya tetap menjadi ancaman serius, namun Indonesia tetap berkomitmen untuk mengembangkan talenta muda.
Kedepannya, para pemain diharapkan dapat belajar dari pengalaman ini dan terus berlatih secara disiplin untuk meningkatkan performa mereka. Semoga dalam kompetisi di masa mendatang, Indonesia mampu kembali bersinar di panggung dunia bulu tangkis. Pertandingan semifinal ini menjadi momentum belajar bagi para atlet muda, yang bisa dijadikan referensi untuk terus berprestasi di masa depan.