Ledakan Bom Bunuh Diri Runtuhkan Atap Masjid, 12 Tewas di Pakistan

DERA ISMAIL KHAN – Sebuah ledakan bom bunuh diri mengguncang Bannu, Pakistan barat laut pada Selasa, 4 Maret 2025. Insiden tragis ini mengakibatkan tewasnya setidaknya 12 orang, termasuk tujuh anak-anak, dan melukai sekitar 30 orang lainnya. Menurut pihak berwenang setempat, dua pelaku bom bunuh diri menabrakkan kendaraan berisi bahan peledak ke sebuah instalasi keamanan di daerah tersebut menjelang waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan, saat banyak orang berkumpul di pasar lokal.

Pejabat militer yang meminta untuk tidak disebutkan namanya menjelaskan bahwa ledakan dahsyat tersebut menghancurkan atap sebuah masjid yang berada dekat lokasi serangan. Ketika ledakan terjadi, para warga sedang sibuk berbuka puasa, dan pasar setempat dipenuhi oleh pembeli. Ini menambah kesedihan dan kepanikan di tengah masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Sejumlah saksi mata melihat dengan ngeri saat atap masjid runtuh, menimbun orang-orang di dalamnya. Muhammad Nauman, juru bicara Rumah Sakit Bannu, menyatakan bahwa semua korban tewas dan yang terluka merupakan warga sipil yang terjebak dalam reruntuhan bangunan. Layanan penyelamatan setempat segera dikerahkan untuk mencari lebih banyak korban di bawah reruntuhan tersebut.

Setelah ledakan, para pelaku diduga mencoba untuk memasuki fasilitas militer di wilayah itu, tetapi upaya tersebut berhasil digagalkan oleh pasukan keamanan. Dalam baku tembak yang terjadi, enam militan dilaporkan tewas. Kejadian ini menunjukkan bahwa aksi kekerasan oleh kelompok militan masih menjadi ancaman besar di Pakistan, khususnya di daerah perbatasan dengan Afghanistan.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan momen-momen menegangkan di lokasi kejadian, di mana warga lokal bertindak cepat untuk membantu membersihkan reruntuhan dan mencari korban yang terjebak. Luapan emosi dan kepedihan yang disaksikan mencerminkan dampak mendalam yang ditinggalkan oleh insiden ini.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, mengutuk serangan keji ini, menyatakan bahwa “ambisi jahat musuh-musuh Pakistan tidak akan pernah dibiarkan berhasil.” Namun, hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Meski begitu, serangkaian serangan oleh kelompok militan Islam Taliban Pakistan (TTP) telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama menargetkan kepolisian dan militer di wilayah tersebut.

Ali Amin Gandapur, Kepala Menteri Khyber Pakhtunkhwa, provinsi tempat insiden terjadi, juga menyampaikan rasa duka dan kecaman terhadap serangan tersebut. Ia menekankan pentingnya meningkatkan keamanan di daerah rawan seperti Bannu dan meminta laporan dari pejabat senior polisi untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai kejadian ini.

Serangan ini menambah daftar panjang serangan teroris yang telah melanda Pakistan, dan menimbulkan kekhawatiran baru mengenai keamanan di negara yang saat ini berjuang dengan stabilitas politik dan ekonomi. Hal ini juga memperlihatkan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Pakistan dalam menanggulangi ancaman militan yang terus berkembang, terutama di kawasan yang berbatasan langsung dengan Afghanistan.

Dengan adanya serangan yang mengincar warga sipil dan tempat ibadah, situasi keamanan di Pakistan menjadi semakin pelik. Masyarakat dalam kondisi rentan harus berhadapan dengan realitas kekerasan yang mengancam keselamatan mereka. Di tengah kesedihan pasca ledakan ini, harapan untuk masa depan yang lebih aman tetap menjadi harapan bagi rakyat Pakistan.

Back to top button