
Lebaran menjadi momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Acara ini selalu identik dengan kegiatan berkumpul bersama keluarga, menjalin silaturahmi, dan berbagi hidangan lezat. Namun, kebahagiaan tersebut tak jarang disertai risiko kesehatan yang mengancam, terutama terkait meningkatnya kasus penyakit setelah perayaan Idul Fitri. Menurut Dr. Doddy Rizky Nugraha, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, ada dua penyakit yang patut diwaspadai selain kolesterol naik.
Pneumonia atau infeksi paru-paru menjadi salah satu ancaman utama pasca-Lebaran. Dr. Doddy menegaskan bahwa saat silaturahmi, banyak orang berkumpul dalam satu tempat, yang berpotensi mengakibatkan penyebaran kuman, virus, atau bakteri. “Saat momen Lebaran ini, kita pasti silaturahmi ke teman-teman. Kita ini gak nyadar kalau kita bawa kuman, atau kita yang akan terinfeksi kuman,” ungkapnya. Penyakit ini dapat menyerang berbagai kalangan, dari generasi muda hingga lansia, mengingat sistem imun yang belum kuat pada anak-anak dan berkurangnya daya tahan pada orang tua.
Pada cacat tubuh, pneumonia dapat menyebabkan gejala yang sangat mengganggu, seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas. Dalam keadaan yang lebih parah, bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan, terutama setelah pertemuan besar seperti Lebaran. Sistem imun yang lemah, baik pada bayi maupun lansia, memberikan peluang bagi virus dan bakteri untuk menyerang dengan lebih mudah.
Penyakit lain yang juga harus diwaspadai adalah infeksi virus terselubung, seperti cacar, campak, dan gondongan. Menurut Dr. Doddy, infeksi ini bisa sangat menular, bahkan jika seseorang yang terinfeksi sudah terlihat sembuh. “Bisa saja saat momen Lebaran ini, pasien tersebut sudah sembuh, namun masih bisa berpotensi untuk menularkan,” ujarnya.
Dalam menghadapi kedua jenis penyakit ini, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat. Pertama, selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara rutin, terutama setelah bertemu orang lain. Kedua, penggunaan masker saat silaturahmi sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko penularan. Dr. Doddy juga menekankan pentingnya kesadaran individu. “Kalau ada yang batuk, ya kita tahu diri, karena tanpa disadari kita bisa menularkan kepada dua generasi itu,” tambahnya.
Melihat data kasus pneumonia yang meningkat setiap tahun, terutama di momen-momen berkumpul seperti Lebaran, langkah proaktif untuk menjaga kesehatan sangat diperlukan. Kesehatan merupakan aspek yang sering kali terabaikan dalam kebahagiaan bersama keluarga. Maka dari itu, kesadaran untuk tidak hanya menikmati hidangan lezat tetapi juga menjaga kesehatan harus ditanamkan dalam setiap individu.
Bagi masyarakat yang berencana melakukan perjalanan untuk merayakan Lebaran di tempat yang jauh atau berkumpul dengan banyak orang, sangat disarankan untuk mempersiapkan diri dengan baik. Kesehatan merupakan kekayaan yang tak ternilai, dan menjaga diri serta orang-orang terkasih sangatlah penting di masa-masa seperti ini.
Sebagai penutup, penting bagi kita untuk tidak hanya merayakan, tetapi juga memahami dampak kesehatan yang mungkin timbul setelah acara besar seperti Lebaran. Dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya penyakit seperti pneumonia dan infeksi virus, serta menerapkan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan diri dan keluarga, serta menikmati momen kebersamaan tanpa khawatir akan masalah kesehatan.