PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN) yang dikendalikan oleh Garibaldi ‘Boy’ Thohir, mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan pada triwulan pertama tahun 2025. Perusahaan yang bergerak di sektor multifinance ini mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,2% year on year (YoY), mencapai Rp405,5 miliar. Kenaikan laba bersih ini menjadi sorotan di tengah tantangan yang dihadapi industri, seperti melambatnya pertumbuhan daya beli masyarakat dan ketidakstabilan harga komoditas.
Menurut Sutadi, Presiden Direktur BFI Finance, total pendapatan pada kuartal I 2025 mencapai Rp1,7 triliun, meningkat 6,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini tidak terlepas dari kenaikan piutang yang dikelola, yang tercatat sebesar 12,8% YoY dengan total sebesar Rp25,4 triliun. Bahkan, piutang pembiayaan bersih mencapai Rp22,8 triliun dengan kenaikan 7,6% YoY.
Sebagai bagian dari pertumbuhan ini, BFI Finance juga mencatat nilai pembiayaan baru sebesar Rp5,9 triliun, tumbuh signifikan sebesar 23,6% YoY. Segmen pembiayaan yang paling dominan datang dari pembiayaan berjaminan BPKB roda empat, yang meningkat sebesar 31,3% YoY. Adapun, porsi piutang dikelola untuk pembiayaan berjaminan BPKB roda empat dan roda dua masih mendominasi, menyentuh 60% dari total piutang yang dikelola.
Dari sisi tujuan pembiayaan, perusahaan mengalokasikan tujuan yang paling besar untuk pembiayaan modal kerja dan investasi dengan nilai mencapai Rp19,8 triliun. Kemudian, diikuti oleh pembiayaan multiguna sebesar Rp4,8 triliun dan pembiayaan syariah senilai Rp784,8 miliar.
Meskipun mencatatkan pertumbuhan yang positif, Sutadi menekankan pentingnya tetap waspada dalam mengelola kualitas portofolio. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kendali terhadap underwriting kredit dan memperkuat kapabilitas dalam penagihan.
Dari segi kualitas pembiayaan, rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) masih terjaga di level yang aman, yakni 0,22% untuk NPF neto dan 1,30% untuk NPF bruto. Cakupan penyisihan mencapai 2,8 kali, menjadikan persentase NPF ini lebih baik dibandingkan rata-rata industri yang berada di posisi 0,92% untuk NPF neto dan 2,87% untuk NPF bruto.
Sementara itu, Return on Asset (ROA) BFI Finance tercatat sebesar 8,0%, meningkat 50 basis poin dibandingkan tahun lalu. Return on Equity (RoE) juga mengalami peningkatan, mencapai 15,5%, atau naik 60 basis poin dari Maret 2024. Gearing ratio perusahaan terpantau sebesar 1,2 kali.
Pada kuartal pertama 2025, BFI Finance juga berhasil melakukan pelunasan Obligasi Berkelanjutan V Tahap III Tahun 2023 Seri B senilai Rp227 miliar. Perusahaan ini telah mempertahankan Peringkat AA-(idn) dengan prospek outlook stabil berdasarkan pemeringkatan Fitch Ratings Indonesia pada Februari 2025.
Dengan pencapaian ini, BFI Finance menunjukkan ketahanan dan kemampuan adaptasinya dalam menghadapi tantangan di industri multifinance. Strategi diversifikasi produk dan peningkatan akuisisi tetap menjadi fokus utama perusahaan, seiring upayanya untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan di masa yang akan datang.