
Layanan dan fasilitas yang mendukung pemberdayaan lanjut usia (lansia) terus berkembang di Indonesia, termasuk di Tenteram Senior Care (TSC) yang berlokasi di Gedung Administrasi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Depok, Jawa Barat. TSC tidak hanya menawarkan kegiatan bagi para lansia, tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang memungkinkan mereka untuk tetap aktif, produktif, dan bahagia.
TSC merupakan wadah berkumpul bagi lansia yang difokuskan pada program day care, berbeda dengan panti jompo yang umumnya ada. Direktur TSC, Yanti Djani, menjelaskan bahwa inisiatif untuk mendirikan TSC muncul saat reuni 40 tahun alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia angkatan 1983, yang dikenal dengan nama Wonder83. “Kami ingin menciptakan tempat di mana kami dapat menghabiskan masa tua bersama, dan akhirnya memutuskan untuk membentuk day care,” ungkap Yanti.
Setelah mengalami berbagai tantangan, termasuk dalam mencari lokasi, TSC resmi beroperasi pada 29 Mei 2024 berkat kolaborasi antara Yayasan Griya Lansia Tenteram, RSUI, dan Alzheimer’s Indonesia. Dalam menjalankan programnya, TSC mengusung Program Aktivitas Usia Lanjut (PAUL) yang mencakup tiga pilar utama: olah tubuh, olah rasa, dan olah pikir.
Program Aktivitas Usia Lanjut (PAUL):
- Olah Tubuh: Mengikuti kegiatan seperti brain gym, body percussion, dan senam ringan.
- Olah Rasa: Memberikan informasi kesehatan dan pembelajaran tentang kehidupan dari para inspiring seniors.
- Olah Pikir: Mengadakan aktivitas seni dan kerajinan tangan, serta mengenali budaya.
Kegiatan di TSC dilaksanakan setiap Rabu, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dengan limitasi 15 peserta per sesi sebagai upaya menjaga kualitas interaksi. Lansia yang bisa mengikuti program ini mencakup kategori lansia muda (60-70 tahun), lansia madya (70-80 tahun), dan lansia paripurna (di atas 80 tahun). “Kita juga termasuk peserta di atas 80 tahun dan yang didampingi caregiver,” jelas Yanti.
Selama kegiatan berlangsung, para peserta dipandu oleh trainer profesional yang menunjukkan perhatian dan kasih sayang. Mereka tidak hanya melakukan olahraga ringan, tetapi juga diberikan edukasi kesehatan oleh dokter dari RSUI, yang membahas isu-isu kesehatan seperti gejala vertigo.
Seiring berjalannya aktivitas, waktu makan siang pun disediakan dengan menu bergizi yang disiapkan oleh Dapur Gizi RSUI. “Makanan kami sudah melalui supervisi ahli gizi dan disesuaikan dengan kebutuhan lansia,” kata Yanti. Para lansia juga dapat menikmati sesi karaoke sebagai momen menyenangkan, di mana mereka bisa bersosialisasi dan berbagi cerita.
Salah satu peserta, Ninik Suluh, berbagi pengalamannya mengikuti kegiatan di TSC. “Saya mengalami banyak manfaat, terutama dalam hal kepercayaan diri dan kesehatan. Di sini, kami tidak hanya berolahraga tetapi juga saling mendukung,” ujarnya. Ninik merasa bahwa kehadiran teman-teman di TSC menjadi kekuatan bagi mereka untuk tetap ceria dan aktif.
Mengenai biaya, TSC mematok tarif Rp300.000 per hari atau Rp1 juta untuk empat kali kedatangan. Meskipun biaya operasional per peserta lebih tinggi, pihak TSC memberikan diskon untuk membantu lansia yang kurang mampu. “Kami berharap agar lebih banyak dukungan dari masyarakat dan donatur untuk menjaga keberlanjutan program ini,” ujar Yanti.
Kegiatan di TSC bukan hanya sekadar aktivitas fisik; mereka menciptakan ruang sosial yang hangat, menjadikan setiap Rabu sebagai hari yang dinanti. Lansia tidak lagi merasa kesepian di usia tua, mereka membentuk ikatan persahabatan yang membuat hidup lebih bermakna. TSC menjadi contoh inspiratif bagi inisiatif serupa di Indonesia untuk menciptakan komunitas lansia yang aktif, produktif, dan bahagia.