Laba Bersih BSI Melonjak 10,05% Jadi Rp1,87 T di Kuartal I-2025!

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (kode saham: BRIS) mencatat kinerja keuangan yang positif di kuartal I tahun 2025 dengan laba bersih tumbuh 10,05% menjadi Rp1,87 triliun dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan yang solid di tengah tantangan industri perbankan yang semakin kompetitif.

Dalam paparan kinerja yang berlangsung secara daring pada Rabu, 30 April 2025, Plt. Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, menyatakan, “Alhamdulillah, BSI dapat menunjukkan kinerja keuangan yang solid dari tahun ke tahun. Laba bersih kami tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sehat.”

Dari segi aset, BSI mencatatkan pertumbuhan sebesar 12,01% yaitu menjadi Rp401 triliun per akhir Maret 2025. Penyaluran pembiayaan juga mengalami peningkatan signifikan, tercatat mencapai Rp287 triliun atau tumbuh 16,21% year on year (yoy). Penyaluran ini mencakup semua segmen, di mana segmen wholesale mengalami pertumbuhan sebesar 17,27% yoy, segmen retail tumbuh 14,92% yoy, dan segmen konsumer meningkat 16,08% yoy.

Salah satu produk yang mengalami pertumbuhan pesat adalah produk cicil emas, dengan pertumbuhan mencapai 168,64% yoy. BSI optimis akan potensi pasar untuk produk ini seiring dengan meningkatnya tren investasi emas di masyarakat. Selain itu, kualitas pembiayaan juga terjaga dengan baik, tercermin dari Non-Performing Financing (NPF) gross yang berada di angka 1,88% dan financing at risk (FaR) di level 7,18% per akhir Maret 2025.

Dalam hal pengelolaan kredit, posisi cost of credit (CoC) BSI terjaga di level 0,93%, yang menunjukkan kemampuan perseroan untuk menjaga kualitas portofolio kredit tetap sehat. BSI juga berhasil membentuk cash coverage yang stabil, dengan posisi per Maret 2025 mencapai 194,69%.

Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) BSI tumbuh sebesar 7,40% yoy menjadi Rp319 triliun. Komposisi dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang terdiri atas tabungan dan giro tercatat Rp195 triliun, tumbuh 7,57% yoy. Secara khusus, tabungan mengalami pertumbuhan 9,37% yoy menjadi Rp137 triliun, dengan komposisi tabungan terhadap total DPK mencapai 42% dan porsi tabungan wadiah meningkat menjadi 40%.

Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, mengungkapkan bahwa selain pertumbuhan penabung emas, terdapat juga lonjakan angka pendaftar haji pada awal tahun ini. “Biasanya di BSI itu pendaftar haji per bulan sekitar 30 ribuan, tapi di Maret kemarin mencapai rekor baru sebanyak 111 ribu orang,” tuturnya. Keberhasilan ini menunjukkan adanya ketertarikan yang tinggi dari nasabah terhadap layanan yang ditawarkan BSI, terutama dalam produk investasi emas dan layanan haji.

Dengan berbagai pencapaian ini, BSI menunjukkan posisi yang kuat dalam industri perbankan syariah. Tumbuhnya laba bersih dan peningkatan penyaluran pembiayaan yang berkelanjutan memungkinkan BSI untuk memperkuat perannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Melihat tren ini, BSI berkomitmen untuk terus berinovasi dan menghadirkan layanan yang memenuhi kebutuhan masyarakat, serta meningkatkan kepuasan nasabah.

Performa yang tangguh ini mencerminkan upaya BSI dalam memanfaatkan peluang pasar dan tetap berpegang pada prinsip syariah dalam setiap aspek operasionalnya.

Berita Terkait

Back to top button