Kuba Hadapi Krisis Listrik: Pemadaman Besar-Besaran Terulang!

Havana mengalami krisis listrik yang parah, dengan pemadaman besar-besaran yang kembali menghantui masyarakat Kuba. Pada Jumat malam, 14 Maret 2025, pemadaman dimulai akibat kerusakan pada gardu induk di pinggiran kota ibu kota. Ini menjadi pemadaman yang keempat dalam enam bulan terakhir yang menimpa negara Karibia ini, menandakan bahwa masalah ketahanan energi di Kuba semakin mendalam.

Union Electrica, badan negara yang mengelola jaringan listrik, melaporkan bahwa layanan listrik mulai pulih pada Minggu, 16 Maret 2025, setelah lebih dari 36 jam gelap gulita. Sebagian besar wilayah Havana dan bagian timur negara telah kembali mendapatkan pasokan listrik, sementara harapan untuk wilayah barat juga ada di tengah pemulihan yang diharapkan berlangsung cepat.

Pemadaman listrik ini tidak hanya berdampak pada penerangan rumah tangga, tetapi juga memengaruhi layanan telekomunikasi dan akses internet. Banyak keluarga terpaksa menghadapi kesulitan karena peralatan memasak mereka memerlukan listrik, dan ini menambah beban pada kehidupan sehari-hari yang sudah sulit akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Krisis yang dihadapi Kuba belakangan ini disebabkan oleh serangkaian faktor. Menurut Kementerian Energi dan Pertambangan, kegagalan operasional gardu induk menjadi penyebab utama pemadaman ini. Di samping itu, kondisi infrastruktur listrik yang menua, di mana banyak pembangkit telah beroperasi lebih dari 30 tahun, turut memperburuk situasi. Pemadaman sebelumnya yang terjadi pada bulan Oktober, November, dan Desember 2024 menunjukkan bahwa masalah ini bukanlah sesuatu yang baru.

Kondisi ekonomi Kuba semakin terpuruk pasca-pandemi COVID-19. Analis menyebutkan bahwa inflasi yang melonjak,ditambah dengan pengetatan sanksi dari Amerika Serikat, memperburuk keadaan. Kekurangan bahan bakar di pembangkit listrik juga menjadi faktor signifikan yang menyebabkan gangguan pasokan energi. Untuk mengatasi krisis ini, pemerintah Kuba telah menempuh langkah-langkah dengan menggunakan pembangkit listrik terapung dari Turki dalam beberapa bulan terakhir untuk memenuhi permintaan puncak, terutama selama musim panas yang terik.

Rencana pemerintah untuk memperbaiki kondisi energi di negara ini termasuk pengoperasian puluhan taman tenaga surya yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2025. Namun, saat ini, ketidakpastian masih menyelimuti masa depan pasokan listrik di Kuba.

Berita terakhir bahwa pemadaman telah memengaruhi sektor-sektor vital mengingat bahwa kurangnya energi dapat membahayakan upaya pemulihan ekonomi. Sebuah laporan dari Kementerian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar sempat dihentikan selama dua hari pada pertengahan Februari 2025 akibat kurangnya pembangkit listrik yang dapat beroperasi di atas 50 persen kapasitasnya.

Situasi ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah Kuba dalam mengembalikan kepercayaan publik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang semakin terdesak oleh pemadaman listrik serta kondisi ekonomi yang lesu. Para ahli percaya diperlukan langkah-langkah resolutif untuk memperbaiki sistem listrik yang ada dan memastikan kebutuhan energi masyarakat terpenuhi dengan baik, terlebih menjelang momen-momen penting bagi kehidupan sosial dan budaya di negara tersebut.

Krisis ini menjadi pengingat akan pentingnya investasi berkelanjutan di sektor energi dan infrastruktur, terutama untuk negara-negara yang masih bergantung pada teknologi dan sistem lama. Tanpa perbaikan mendasar, masyarakat Kuba mungkin akan terus menghadapi tantangan serupa di masa mendatang.

Back to top button