
Rencana Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengambil alih Gaza dan mengusir penduduknya memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Dalam konferensi pers bertajuk ‘Gaza Not For Sale’ yang diadakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Jakarta, Hidayat Nur Wahid (HNW) selaku Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia-Bela Palestina (ARI-BP) menegaskan bahwa rencana tersebut harus ditolak. Menurutnya, hal ini merupakan pengalihan isu yang bertujuan untuk mendukung Israel dalam menjalankan kebijakan penjajahan terhadap rakyat Palestina.
HNW mengungkapkan, jika rencana tersebut berhasil terealisasi, maka itu akan mempermudah Israel dalam menciptakan negara yang lebih luas atas tanah yang saat ini dihuni oleh warga Palestina. Dalam pernyataannya, HNW merujuk pada pernyataan Trump yang berkomitmen untuk melakukan aksi tersebut. Pada 9 Februari 2025, Trump menyatakan niatnya untuk membeli dan menguasai Gaza, serta memastikan bahwa pejuang Palestina tidak akan kembali ke wilayah tersebut. “Trump ingin menghancurkan Gaza, yang dianggapnya tidak aman untuk dihuni,” jelas HNW.
Trump memiliki pandangan optimis tentang masa depan Gaza, menggambarkannya sebagai ‘Riviera Timur Tengah’, di mana penduduk dari berbagai negara dapat tinggal. Namun rencana tersebut berimplikasi terhadap 2,4 juta penduduk Gaza yang akan direlokasi ke Mesir dan Yordania. Ini membuat HNW mengingatkan bahwa tindakan tersebut menciptakan ancaman serius bagi kemanusiaan, utamanya bagi warga Gaza yang sudah lama menderita akibat konflik berkepanjangan.
Lebih lanjut, HNW menyerukan agar masyarakat dan negara-negara di seluruh dunia menolak rencana Trump secara bulat. “Ini bukan hanya tentang Gaza, tapi juga tentang hak asasi manusia dan pelanggaran hukum internasional,” ujar HNW. Ia juga menilai bahwa sikap arogan Trump telah memicu reaksi dari berbagai negara, termasuk Inggris yang selama ini merupakan sekutu dekat AS.
Reaksi terhadap rencana Trump juga datang dari Majelis Ulama Indonesia, yang telah mengeluarkan fatwa bernomor 83 Tahun 2023 yang menyerukan umat Islam untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina. “MUI menekankan pentingnya dukungan kepada Palestina, baik melalui penyaluran dana maupun boikot terhadap produk Israel. Ini merupakan panggilan kewajiban bagi semua umat yang peduli terhadap keadilan,” terang Sudarnoto Abdul Hakim, anggota komite ARI-BP.
HNW dan Sudarnoto menggarisbawahi bahwa setiap upaya pengusiran warga Palestina dari tanah air mereka adalah tindakan genosida dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Dengan tegas, mereka menyatakan bahwa rencana relokasi paksa ini mirip dengan peristiwa Nakba tahun 1948, yang mengakibatkan displacement besar-besaran warga Palestina.
Sebagai langkah untuk melawan rencana Trump, HNW dan MUI mendorong dialog internasional dan memobilisasi dukungan dari negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab. Mereka menyerukan agar negara-negara ini bersatu untuk menghentikan tindakan destruktif yang berpotensi mengakibatkan krisis kemanusiaan yang lebih besar di Gaza.
Dalam rekomendasi mereka, ARI-BP dan MUI mendesak OKI dan PBB untuk segera mengeluarkan resolusi yang dapat memastikan gencatan senjata yang langgeng. Mereka juga menekankan perlunya bantuan kemanusiaan tanpa melibatkan Amerika Serikat, untuk menghindari pengontrolan yang lebih lanjut terhadap Gaza.
Sikap dan pernyataan tegas yang disampaikan HNW dan anggotanya mencerminkan tekad bersama untuk mendukung kemerdekaan Palestina, sekaligus mengingatkan dunia akan tantangan besar yang dihadapi rakyat Palestina saat ini. Ini menjadi panggilan bagi semua pihak untuk bersatu dalam memperjuangkan keadilan dan mendukung hak asasi manusia.