
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali membuat gebrakan di pengadilan dengan memutar rekaman suara dari mantan terpidana kasus suap di sidang Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDIP. Rekaman ini disajikan oleh jaksa penuntut umum (JPU) dalam konteks kasus dugaan suap pada pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR, yang melibatkan Harun Masiku sebagai terpidana yang masih dalam pencarian.
Sidang yang berlangsung pada Kamis, 24 April 2025, ini menunjukkan rekaman telepon yang melibatkan beberapa mantan terpidana, yakni eks Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan, mantan anggota Bawaslu Agustiani Tio Fridelina, serta Saeful Bahri dan Advokat PDIP Donny Tri Istiqomah. Menariknya, rekaman yang sebelumnya tidak ditampilkan pada sidang lima tahun lalu ini kini dianggap sangat penting untuk proses pembuktian saat ini.
Juru Bicara KPK, Tessa, menjelaskan bahwa keputusan untuk menyajikan bukti baru ini berdasarkan kebutuhan pembuktian yang muncul dalam konteks persidangan saat ini. “Waktu untuk menunjukkan bukti merupakan kewenangan jaksa,” ungkap Tessa. Ia menambahkan bahwa rekaman tersebut tidak disajikan dalam persidangan sebelumnya karena pada saat itu tidak dianggap perlu.
Dalam rekaman yang diputar, Saeful Bahri menyampaikan pesan dari Hasto Kristiyanto terkait pengaturan PAW Harun Masiku. Rekaman itu berisi diskusi antara Saeful dan Agustiani Tio Fridelina mengenai instruksi dari Hasto. “Tadi Mas Hasto telepon lagi bilang ke Wahyu ini garansi saya, ini perintah dari ibu dan garansi saya,” ungkap Saeful dalam rekaman itu, menunjukkan kuasa yang dimiliki Hasto dalam urusan ini.
Hasto juga didakwa melakukan beberapa tindakan untuk menghalangi penyidikan kasus suap yang melibatkan Harun Masiku. Ia dituduh memberikan suap sebesar Rp400 juta untuk mendukung kelancaran proses PAW tersebut. Tuduhan ini mengacu pada pasal-pasal dalam UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur tentang suap dan intervensi dalam penyidikan.
Dari sekian banyak informasi, rekaman tersebut menjadi salah satu bukti krusial. Dalam konteks hukum, penyajian bukti baru dapat mempengaruhi keputusan hakim dan menjelaskan lebih lanjut tentang keterlibatan Hasto serta hubungan antar para pelaku dalam kasus ini. Sidang Hasto Kristiyanto tidak hanya memperlihatkan kompleksitas dari setiap tindakan yang dia lakukan, tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang keadilan sistem hukum di Indonesia dalam menghadapi kasus korupsi yang melibatkan pejabat tinggi.
Persidangan ini menggambarkan betapa pentingnya keterbukaan informasi dan penggunaan bukti yang relevan untuk memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Sebagai bagian dari proses hukum, kehadiran penyajian bukti baru seperti rekaman suara menggambarkan bagaimana hanya dengan penilaian yang teliti, fakta-fakta ini dapat dibongkar untuk menyajikan gambaran yang lebih jelas kepada publik tentang dugaan korupsi dalam tubuh pemerintahan.
Bagi masyarakat, perkembangan dalam sidang ini diharapkan bisa memberikan sedikit cahaya bagi kasus yang terus bergulir, dan menjadi pengingat akan pentingnya transparansi dalam proses hukum terkait korupsi. Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan kasus-kasus seperti ini tidak hanya ditangani dengan tegas tetapi juga memberikan efek jera bagi pelaku-pelaku serupa di masa depan.