
Tim Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) baru saja menyelesaikan misi kemanusiaan medis di Gaza, yang berlangsung dari 17 April hingga 2 Mei 2025. Misi ini melibatkan tim kedua yang terdiri dari empat dokter spesialis dan satu dokter gigi, bersinergi dengan Rahma World Wide di RS Al Nasser, Khan Younis. Hal ini menandakan besarnya kebutuhan tenaga medis di wilayah tersebut, yang terus berjuang dalam kondisi kritis akibat konflik yang berkepanjangan.
Ketua Tim EMT ke-2 BSMI, Prof. Dr. dr. Basuki Supartono, menyatakan bahwa tim ini merupakan pengiriman kedua, setelah tim pertama hadir sejak Ramadan. Ia mengatakan, “Sudah tujuh dokter spesialis dari BSMI bertugas di Gaza, dan kami akan terus melakukan rotasi tim medis karena kebutuhan yang mendesak.”
Di samping menjalankan tugas medis, tim BSMI juga berkontribusi dalam pendampingan pendidikan kepada dokter residen dan koas di RS Al Nasser, termasuk pelatihan mengenai penggunaan stem cell untuk perawatan luka, yang sangat penting mengingat keterbatasan layanan kesehatan di Gaza.
Ketua Umum DPN BSMI, M Djazuli Ambari, menegaskan tiga sikap utama BSMI, yaitu mendesak penghentian serangan di Gaza, membuka koridor bantuan kemanusiaan, dan mengirimkan tim medis serta bantuan lainnya. “Ini soal kemanusiaan, bukan sekadar geopolitik,” tegas Djazuli.
Kondisi di Gaza semakin mengkhawatirkan. Dengan akses bantuan yang terbatas, pelayanan medis diperkirakan hanya mampu bertahan selama 40 hari ke depan. Tanpa tindakan segera, masyarakat Gaza terancam kelaparan dan kolapsnya layanan kesehatan. “Kondisi di lapangan sangat kritis. Tanpa pembukaan koridor kemanusiaan, rakyat Gaza menghadapi ancaman yang lebih serius,” jelas Djazuli.
BSMI juga berupaya agar pemerintah Indonesia mengintensifkan diplomasi dengan Mesir dan PBB untuk membuka jalur bantuan. Selain itu, BSMI mendorong tenaga medis Indonesia untuk bergabung dalam misi kemanusiaan ke Gaza, mengingat kontribusi mereka sangat dibutuhkan.
Sebagai bentuk dukungan, Djazuli mengimbau kepada masyarakat Indonesia untuk berpartisipasi melalui doa, donasi, atau penyebaran informasi yang valid mengenai kondisi di Gaza. “Kami mengajak sejawat tenaga medis dari Indonesia untuk mengabdikan ilmu dan tenaga mereka di Gaza. Ini adalah misi kemanusiaan yang tidak bisa ditunda,” ujarnya.
Pengalaman tim EMT ke-2 BSMI di lapangan akan menjadi panduan penting untuk misi-misi selanjutnya, dengan harapan dapat mengurangi penderitaan di Gaza yang terus berlangsung. Dengan meningkatnya perhatian dan dukungan dari masyarakat, diharapkan koridor bantuan kemanusiaan bisa segera dibuka, memberikan harapan baru bagi masyarakat yang membutuhkan.