Kolaborasi KEK Batang-Tiongkok Ciptakan 25.000 Peluang Kerja

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang, yang berlokasi di Batang, Jawa Tengah, baru-baru ini menjalin kerjasama strategis dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ini menjadi langkah penting dalam memperkuat implementasi program Two Countries Twin Park (TCTP) antara Indonesia dan Tiongkok. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat arus investasi dan menciptakan ekosistem industri modern yang berdaya saing tinggi.

Acara penandatanganan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, serta Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong. Dalam kesempatan tersebut, Ngurah Wirawan, Direktur Utama KITB, mengungkapkan keyakinannya bahwa kolaborasi ini akan mempercepat pembangunan infrastruktur dan menghadirkan standar industri internasional.

“Kerja sama ini tidak hanya akan memperluas jaringan industri, tetapi juga meningkatkan daya saing sektor manufaktur Indonesia. Dengan infrastruktur yang lebih baik dan ekosistem yang matang, kami optimis KEK Industropolis Batang akan menjadi tujuan utama bagi investor global,” ujar Ngurah.

TCTP merupakan kerangka kerja sama bilateral yang dimulai sejak 2021, bertujuan untuk menciptakan keseimbangan investasi dengan membangun kawasan industri terintegrasi. Dalam kerangka MoU ini, KEK Industropolis Batang akan berkolaborasi dengan CSCEC dalam hal perencanaan, pengembangan, dan pemasaran kawasan. Selain itu, kolaborasi ini juga bertujuan untuk mempercepat akuisisi penyewa strategis dalam rantai pasok industri global.

Dari investasi yang diproyeksikan sebesar Rp60 triliun untuk pengembangan kawasan seluas 500 hektare, setiap hektare lahan industri diperkirakan dapat menyerap 50 hingga 60 tenaga kerja. Secara keseluruhan, KEK Industropolis Batang berpotensi menciptakan lebih dari 25.000 peluang kerja baru bagi tenaga kerja Indonesia. Angka ini menunjukkan betapa signifikan dampak positif yang dapat dihasilkan dari kerja sama ini.

Dalam pernyataannya, Airlangga Hartarto menekankan bahwa skema investasi ini merupakan bagian dari transformasi ekonomi Indonesia menuju negara industri yang berbasis hilirisasi dan teknologi tinggi. Ia menyebutkan bahwa TCTP tidak hanya berfokus pada aspek investasi, tetapi juga pada integrasi rantai pasok, alih teknologi, serta peningkatan kapasitas industri nasional agar lebih kompetitif di pasar global.

Kerangka kerja sama ini juga memungkinkan konektivitas yang lebih baik antara Indonesia dan jaringan industri Tiongkok. Perusahaan lokal dapat memanfaatkan kemitraan ini untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing di tingkat internasional. Hal ini menjadi momentum yang menggembirakan bagi perekonomian Indonesia, yang tengah berupaya untuk mengembangkan sektor industri dan meningkatkan lapangan kerja.

Kedepannya, KEK Industropolis Batang diharapkan dapat menjadi pusat manufaktur dan inovasi di Asia Tenggara. Dengan komitmen dari kedua negara dan dukungan infrastruktur yang memadai, kawasan ini berpotensi menyumbangkan jaringan industri yang cukup kuat dan berdaya saing di kancah global. Program TCTP menjadi landasan penting dalam memfasilitasi tranformasi ekonomi Indonesia supaya lebih terintegrasi dan harmonis dengan dinamika investasi global serta kemajuan teknologi yang terus berkembang.

Melalui langkah-langkah strategis yang dilakukan dalam kerjasama ini, diharapkan KEK Industropolis Batang tidak hanya dapat memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia, tetapi juga menciptakan sinergi yang berkelanjutan antara kedua negara dalam menghadapi tantangan pasar global di masa depan.

Berita Terkait

Back to top button