
PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan kinerja yang membanggakan di tahun 2024 dengan pencapaian laba bersih sebesar Rp2,7 triliun, melonjak 47,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam mendukung pengembangan infrastruktur nasional. Dalam laporan keuangan yang diaudit, pendapatan Hutama Karya mencapai Rp30,3 triliun, mengalami peningkatan 12,4% dari tahun 2023, di mana EBITDA perusahaan mencapai Rp4,3 triliun, tumbuh 21,3% dibandingkan periode yang sama.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, menjelaskan bahwa pertumbuhan ekuitas perusahaan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Total aset Hutama Karya meningkat 15,5% menjadi Rp196 triliun, dengan ekuitas yang meningkat menjadi Rp138 triliun, naik 18,3% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini didorong oleh tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp18,6 triliun serta akumulasi laba dari tahun berjalan dan tahun sebelumnya.
Hutama Karya juga berhasil meraih kontrak baru senilai Rp34,8 triliun, yang meningkat 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari total kontrak baru tersebut, sektor Jalan dan Jembatan menyumbang 84,4% atau senilai Rp29,6 triliun, diikuti oleh sektor Sumber Daya Air (SDA) sebesar 7,8% atau Rp2,7 triliun, serta sektor Gedung dan Infrastruktur Perhubungan yang menyumbang 5,6% atau Rp1,9 triliun. Kontrak baru ini mencerminkan strategi perusahaan untuk fokus pada proyek-proyek infrastruktur yang menambah kontribusi bagi pembangunan nasional.
Dari sisi program Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Hutama Karya menargetkan proyek-proyek besar, seperti Jalan Trans Papua Ruas Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim yang menelan biaya investasi sekitar Rp3,3 triliun. Selain itu, perusahaan juga berhasil memenangkan proyek BUP KPBU untuk pembangunan Flyover Panorama I di Provinsi Sumatera Barat. Kedua proyek ini menggunakan skema Design, Build, Finance, Operate, Maintain, and Transfer (DBFOMT), yang menunjukkan adanya inovasi dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Mempertahankan kinerja yang baik di tahun 2024, Hutama Karya menunjukkan peningkatan dalam pengelolaan proyek dan efisiensi operasional. Budi menambahkan bahwa 85% dari kontrak baru yang diraih di tahun 2024 berasal dari proyek BUMN, sementara proyek pemerintah memberikan kontribusi sebesar 11,3% dan proyek swasta sebesar 3,7%. Berbagai proyek infrastruktur yang berhasil diselesaikan antara lain RSIA Sardjito di Yogyakarta, Menara Turyapada, serta proyek-proyek jalan dan infrastruktur lainnya di Sumatera dan Jawa.
Dalam rentang waktu tersebut, Hutama Karya juga mencatat tren peningkatan lalu lintas harian (LHR) signifikan di ruas-ruas jalan tol yang dikelola, seperti Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, yang mencatatkan LHR sebesar 9.297 kendaraan per hari, meningkat 5,3% dari tahun sebelumnya. Di Pulau Jawa, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Selatan (JORR-S) juga mencatatkan LHR sebesar 145.053 kendaraan per hari, dengan kenaikan 8,7%.
Sebagai upaya untuk mendukung prinsip lingkungan yang berkelanjutan, Hutama Karya meluncurkan platform digital “HK SHIELD,” yang dirancang untuk memastikan pengelolaan Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan (QHSSE) secara real-time. Selain itu, perusahaan memanfaatkan teknologi terkini, seperti data geospasial dan kecerdasan buatan (AI) untuk efisiensi pemeliharaan aset jalan tol.
Sebagai hasil dari berbagai inovasi ini, Hutama Karya meraih sejumlah penghargaan bergengsi, seperti Indonesia QHSE Sustainability for Business Awards 2024 dan Grand Winner Better World Builder of the Year Award di ASEAN Innovation Awards 2024. Hingga tahun 2025, perusahaan berencana untuk melakukan penyesuaian strategi investasi dan portofolio proyek sesuai dengan prioritas nasional, dengan harapan dapat terus berkontribusi bagi pembangunan infrastruktur dan ekonomi Indonesia.