Kevin Diks, pemain yang saat ini membela FC Copenhagen, baru-baru ini mengungkapkan perasaannya yang dalam terhadap Indonesia dan keputusan untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Dalam sebuah video yang diunggah oleh FCK Media, Diks mengisahkan perjalanan hidupnya serta makna di balik keputusannya tersebut, memperlihatkan betapa tulus dan mendalamnya rasa cintanya terhadap Timnas Indonesia.
Dalam video yang menampilkan perjalanan hidupnya dari masa kecil hingga saat ini, Kevin menjelaskan, “Saya besar di sebuah desa kecil di Belanda bernama Vaassen. Kakek serta nenek saya lahir di Indonesia.” Pernyataan ini menunjukkan ikatan keluarga yang membuat Kevin terhubung dengan budaya dan warisan Indonesia. Hal ini mungkin memberi inspirasi bagi banyak orang bahwa cinta terhadap tanah air dapat datang dari beragam latar belakang.
Diks juga menekankan bahwa keputusannya untuk menjadi WNI bukanlah langkah yang diambil dengan enteng. Ia mengatakan, “Saat saya membuat keputusan [jadi Warga Negara Indonesia], saya melakukannya dengan sepenuh hati. Saya tidak akan pernah melupakan momen itu.” Pernyataan ini menggambarkan rasa tanggung jawab dan dedikasi yang dimilikinya untuk mewakili negara yang kini menjadi bagian dari identitasnya.
Kevin Diks resmi menjadi WNI pada bulan November 2024 dan melakukan debutnya di Timnas Indonesia dalam pertandingan melawan Jepang pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Dengan status pemain naturalisasi grade A, kehadirannya di timnas diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan performa sepak bola Indonesia di kancah internasional.
Karier sepak bola Kevin dimulai di Belanda, di mana ia bergabung dengan beberapa klub lokal sebelum akhirnya berada di akademi Vitesse Arnhem. Ia debut di tim utama Vitesse pada musim 2014-2015 dan setelah itu membangun karier yang mengesankan dengan menjelajahi berbagai liga di Eropa. Perjalanan kariernya kemudian membawanya ke Italia untuk bermain bersama Fiorentina, meskipun ia harus berjuang untuk mendapatkan waktu bermain reguler. Kevin tidak menyerah dan terus mencari kesempatan, termasuk melalui masa peminjaman ke klub lain, yang mengasah kemampuannya.
Puncak karirnya sebelum bergabung dengan Borussia Monchengladbach adalah saat membela FC Copenhagen. Di klub asal Denmark itu, Diks meraih kesuksesan luar biasa dengan memenangkan dua gelar juara Danish Superliga dan satu gelar piala liga. Dengan total 156 penampilan dan 20 gol, Diks telah menunjukkan dedikasinya yang tak terbantahkan untuk tim.
Aksi Kevin di lapangan dan ketulusan dalam mencintai Indonesia adalah contoh bagaimana identitas dan olahraga dapat menyatukan seseorang dengan akar budayanya. Dengan kata lain, keputusan Diks untuk menjadi WNI bukan hanya tentang status legal, melainkan juga sebuah komitmen untuk membela dan memperjuangkan timnas di kancah yang lebih tinggi.
Dengan semua pencapaian dan perjalanan kehidupan yang telah dilalui, Kevin Diks menjadi simbol harapan bagi banyak pecinta sepak bola di Indonesia. Dia menunjukkan bahwa cinta yang tulus terhadap negara bisa melampaui batas-batas geografis dan hak kewarganegaraan, dan mampu menginspirasi generasi mendatang untuk cinta dan bangga terhadap tanah air mereka. Perjalanan Diks di timnas hanya baru dimulai, dan banyak yang menantikan kontribusinya selanjutnya untuk Indonesia di dunia sepak bola.