
Israel telah melancarkan serangan udara ke wilayah Hudaydah di Yaman sebagai respons terhadap serangan rudal kelompok Houthi yang menargetkan Bandara Internasional Ben Gurion pada Minggu, 4 Mei. Serangan tersebut ditujukan ke situs-situs milik Houthi yang dianggap sebagai tempat transfer senjata dari Iran, dengan fokus pada pelabuhan Hodeida, yang terletak di pantai barat Yaman.
Melalui media lokal, Al-Masirah, Houthi melaporkan bahwa enam serangan udara menghantam daerah Hodeida dan distrik Bajil, di mana militer Israel mengonfirmasi bahwa jet tempur mereka menyerang target-target Houthi di sepanjang garis pantai dan area pedalaman. Dalam pernyataan resmi, Israel menyebut pelabuhan Hodeida sebagai pusat transfer peralatan militer.
Sumber dari militer Israel menjelaskan serangan ini dengan menyatakan bahwa Houthi menggunakan pelabuhan itu untuk memperkuat kemampuan militer mereka dengan persenjataan yang berasal dari Iran. Sementara itu, serangan di Bajil juga menyasar pabrik beton yang menjadi sumber daya ekonomi penting bagi kelompok Houthi. Juru bicara Houthi, Anees al-Asbahi, melaporkan bahwa 21 orang terluka akibat serangan ini.
Ketegangan meningkat setelah rudal yang ditembakkan dari Yaman menghantam kawasan dekat Bandara Ben Gurion, sebuah insiden yang membuat enam orang terluka dan mendatangkan ketakutan besar di dalam negeri Israel. Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini dengan menyatakan bahwa mereka menggunakan rudal balistik hipersonik.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk memberikan tanggapan yang tegas terhadap serangan tersebut, baik kepada Houthi maupun Iran, yang dianggap sebagai pendukung utama kelompok tersebut. Dalam sebuah video, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus melakukan tindakan militer terhadap Houthi di masa depan. “Itu tidak akan terjadi dalam satu ledakan, tetapi akan ada banyak ledakan,” ungkapnya.
Kekhawatiran akan konsekuensi dari eskalasi ini nampak jelas. Iran, melalui kementerian luar negerinya, membantah keterlibatan mereka dalam serangan dan menyebut bahwa tindakan Houthi adalah keputusan independen dalam solidaritas terhadap rakyat Palestina. Sebagai respons, Iran memperingatkan Israel dan Amerika Serikat tentang konsekuensi dari serangan yang mungkin terjadi di wilayahnya.
Serangan Houthi ke Israel merupakan bagian dari serangkaian tindakan yang mereka lakukan selama konflik di Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023. Houthi berkomitmen untuk mempertahankan tindakan ini sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina. Sebelumnya, mereka telah meluncurkan berbagai serangan, termasuk menggunakan pesawat nirawak untuk menargetkan Israel dan jalur pengiriman di Laut Merah.
Situasi ini menjadi semakin rumit dengan keterlibatan militer AS yang mulai meningkat dalam konflik ini. Beberapa pejabat AS mengonfirmasi bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan Israel terbaru, meskipun serangan terhadap Houthi telah dimulai di bawah pemerintahan sebelumnya. Totalitas dari situasi ini menunjukkan adanya polaritas yang semakin tajam di kawasan.
Ekonomi Yaman, yang sudah terpuruk akibat perang yang berkepanjangan, kini terancam semakin hancur dengan serangan-serangan ini. Pabrik-pabrik dan infrastruktur penting lainnya menjadi target yang, menurut pengamatan, akan memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Pelanggaran terhadap ketenangan yang lebih luas di kawasan ini sangat berpotensi untuk memicu reaksi berantai di dalam negeri Yaman maupun di negara-negara tetangga. Langkah berikutnya bagi Israel dan pihak berwenang di Yaman tentu saja sangat diperhatikan oleh masyarakat internasional, yang berharap akan adanya resolusi damai dalam menghadapi persoalan yang semakin kompleks ini.