
Kaya Walker, yang menjabat sebagai kepala senat mahasiswa Universitas New York (NYU) dan presiden Asosiasi Mahasiswa Republik Amerika (CRA), baru-baru ini mengumumkan pengunduran dirinya. Keputusan ini diambil setelah komentar yang dia buat mengenai Barron Trump, putra bungsu Presiden Donald Trump, menuai kritik tajam dari publik dan berbagai media.
Walker menjadi pusat perdebatan setelah majalah Vanity Fair mengutip komentarnya di dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada 12 Februari 2025. Dalam wawancara tersebut, Walker menggambarkan Barron sebagai sosok pendiam yang jarang terlihat di kampus. “Dia seperti orang aneh di kampus. Dia pergi ke sekolah, lalu pulang,” ungkap Walker, yang merujuk kepada fakta bahwa Barron tidak tinggal di asrama, melainkan di Trump Tower yang terletak beberapa kilometer dari NYU.
Komentar ini pun mendapat reaksi keras. Walker sendiri mengklaim bahwa dia tidak bermaksud merendahkan Barron, melainkan ingin menunjukkan bahwa semua mahasiswa, termasuk Barron, berhak mendapatkan pengalaman kuliah yang normal, tanpa adanya sorotan terlalu banyak dari media. Ia bahkan menyebut lelucon yang disampaikan oleh salah satu dosennya yang mengatakan bahwa Barron sebenarnya tidak seharusnya berada di NYU.
Setelah komentar tersebut viral dan mendapat hampir 10 juta tayangan di platform media sosial, organisasi mahasiswa di tingkat nasional pun bertindak. Pada Senin, 17 Februari 2025, CRA Nasional mengkonfirmasi bahwa Walker telah mengundurkan diri sehari sebelumnya. Presiden CRA Will Donahue menyatakan bahwa keputusan tersebut diambil demi menjaga reputasi Walker dan organisasi mereka. “Kisah ini telah dibesar-besarkan secara tidak proporsional dan keputusan ini diambil demi melindungi Walker serta organisasi kami,” jelas Donahue.
Namun, CRA juga menyatakan kekecewaan mereka terhadap pihak Vanity Fair yang mereka anggap telah salah mengartikan komentar Walker, sehingga situasi semakin buruk. Walker juga membuat pernyataan resmi bahwa komentarnya di luar konteks dan tidak bertujuan untuk mengejek. “Orang-orang salah paham. Saya hanya membandingkan bahwa saya juga seperti Barron, bolak-balik antara rumah dan sekolah,” ujarnya.
Di samping itu, Walker menegaskan dukungannya terhadap Barron Trump dan merasakan simpatinya terhadap keputusan Barron untuk lebih menyendiri dan fokus pada studinya. “Saya bahkan tidak mengenalnya secara pribadi. Saya mendukung ayahnya, jadi mengapa saya harus bersikap jahat kepadanya?” tambahnya.
Usai pengunduran dirinya, Walker mengungkapkan rasa kecewa lantaran harus meninggalkan jabatan yang sebelumnya ia bangun dengan jerih payah. Dia bangga karena telah berhasil meningkatkan jumlah anggota CRA di NYU dan mengembangkan organisasi tersebut. Hingga saat ini, Barron Trump yang merupakan mahasiswa baru di Sekolah Bisnis Stern NYU, belum memberikan tanggapan resmi mengenai kontroversi ini maupun pengunduran diri Walker. Namun, pihak CRA Nasional menyatakan bahwa Barron telah diundang untuk bergabung dengan organisasi mereka di kampus.
Dalam konteks pengunduran diri Walker, ini menyoroti sensitivitas dan tantangan bagi individu yang berada di posisi terkemuka saat berbicara tentang figur publik, terlebih ketika melibatkan anggota keluarga dari tokoh politik yang terkemuka. Komentar yang dianggap sepele dapat berubah menjadi bahan perdebatan yang meluas di masyarakat, menciptakan dampak signifikan pada karir dan reputasi seseorang. Kejadian ini juga mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pendapat di era digital yang penuh sorotan ini.