Kepala BGN: Gizi Buruk Penyebab Timnas Kalah, Anggota DPR Ingatkan!

Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Lalu Hadrian Irfani, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pernyataan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, yang mengaitkan kekalahan Timnas Indonesia dengan masalah gizi. Dadan mengungkapkan bahwa kekalahan Timnas PSSI belakangan ini, termasuk saat melawan Australia dengan skor 1-5, disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang baik untuk para pemain.

Dalam sesi wawancara, Dadan menekankan pentingnya intervensi pemerintah terhadap masalah gizi, terutama di kalangan anak-anak dari keluarga miskin dan rentan. Ia menyatakan bahwa lebih dari 60% dari populasi tersebut tidak mengenal pola makan bergizi, yang seharusnya terdiri dari karbohidrat, protein, serta sayuran dan buah. Dadan mengatakan, “Jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena mereka kekurangan gizi. Banyak pemain bola lahir dari kampung.”

Pernyataan ini langsung mendapatkan respon keras dari Lalu Hadrian Irfani, yang merasa bahwa Dadan terlalu berlebihan, atau “lebai,” dalam mengaitkan faktor gizi dengan performa Timnas. Ia mengingatkan Dadan untuk berkonsentrasi pada tugas utama BGN, khususnya dalam mengimplementasikan program makan bergizi gratis (MBG). Menurutnya, Dadan seharusnya lebih fokus menyelesaikan berbagai persoalan terkait pelaksanaan program MBG yang kini masih banyak menghadapi keluhan.

Ia mengungkapkan, “Kurang pas statement tersebut. Sebaiknya kepala BGN fokus saja mensukseskan program MBG, jangan buat gimmick statement.” Lalu menekankan pentingnya memprioritaskan kualitas gizi sebagai langkah awal peningkatan kesehatan masyarakat tanpa harus menyeret Timnas ke dalam masalah tersebut.

Dadan juga menyoroti bahwa kondisi gizi di Indonesia sudah mulai membaik dan saat ini ada 17 pemain Timnas keturunan yang telah memiliki pola makan bergizi dari Belanda. Meski demikian, ia mengakui bahwa tim masih menghadapi kesulitan dalam bersaing dengan negara-negara yang memiliki pola gizi lebih baik, seperti Jepang dan Australia. Ia menambahkan, “Apalagi Jepang yang makan berginya sudah 100 tahun. IQ rata-rata tertinggi di dunia bahasa Jepang, karena makan berginya sudah 100 tahun.”

Sementara itu, pelatih Timnas Indonesia saat ini, Patrick Kluivert, menjadi sasaran kritik usai kekalahan telak tersebut. Media asing mengulas bahwa Kluivert kehilangan muka d dalam pertandingan debutnya melawan Australia, sebuah situasi yang memperparah tekanan terhadap PSSI dalam menjalankan program pembinaan yang efektif.

Kekalahan-kekalahan timnas, disertai dengan pernyataan kontroversial mengenai gizi, menimbulkan berbagai tanggapan dari publik. Segelintir netizen mencuatkan tagar agar Kluivert dipecat, mengingat kekecewaan publik yang mendalam terhadap penampilan tim. Di tengah situasi ini, Lalu mendorong Dadan untuk lebih fokus pada visi dan misi BGN, tanpa mencampuri hal-hal di luar tanggung jawabnya, terutama yang dapat memicu kontroversi di ranah olahraga.

Isu gizi memang menjadi perhatian penting di Indonesia, terutama dalam konteks pembentukan generasi yang lebih sehat dan berdaya saing. Dengan potensi yang ada, langkah pemerintah dalam memperbaiki gizi anak bangsa akan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Yang terpenting, semua pihak diharapkan bersatu untuk mengatasi masalah ini, baik di sektor kesehatan, gizi, maupun dalam dunia olahraga.

Berita Terkait

Back to top button