Kenali Pentingnya Second Opinion Medis untuk Keselamatan Pasien

Dalam dunia medis yang semakin kompleks, keputusan yang diambil oleh pasien dan tenaga medis dapat memiliki dampak besar pada keselamatan dan masa depan kesehatan individu. Tak jarang, diagnosis atau rencana tindakan medis pertama yang diberikan tidak selalu merupakan pilihan terbaik. Di sinilah pentingnya mendapatkan second opinion atau opini medis kedua, yang tidak hanya berfungsi untuk memastikan diagnosis, tetapi juga membuka peluang untuk pendekatan pengobatan yang lebih tepat dan aman bagi pasien.

Bethsaida Healthcare telah mengambil langkah maju dalam menyediakan akses kepada second opinion internasional dengan menjalin kerja sama strategis dengan IHH Healthcare Singapore, Global Assistance and Healthcare (GAH), serta Indo Medivac. Kolaborasi ini menjadikan layanan second opinion telekonsultasi lebih mudah diakses, sekaligus memperkuat jaringan evakuasi medis yang cepat dan terintegrasi baik dalam maupun luar negeri.

Peresmian kolaborasi ini pada 29 April 2025 di Bethsaida Hospital Gading Serpong menjadi petanda baru bagi layanan kesehatan global yang berfokus pada kenyamanan dan keselamatan pasien. Menurut Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, CEO Bethsaida Healthcare, kolaborasi ini bertujuan untuk membangun sistem layanan kesehatan yang menyeluruh, mewujudkan akses pasien terhadap opini medis terbaik tanpa harus melalui proses yang rumit. “Setiap pasien berhak mendapatkan akses ke opini medis terbaik,” jelasnya.

Melalui layanan second opinion teleconsultation, pasien kini dapat berkonsultasi langsung dengan dokter dari rumah sakit terkemuka seperti Mount Elizabeth Hospital dan Gleneagles Hospital di Singapura. Telekonsultasi ini menjadi jembatan penting bagi pasien dengan penyakit kompleks, seperti kanker atau penyakit jantung, yang memerlukan diagnosis dan rekomendasi dari ahli subspesialis luar negeri tanpa harus melakukan perjalanan jauh.

Jika diperlukan, proses evakuasi medis yang melibatkan GAH dan Indo Medivac akan memfasilitasi seluruh aspek perjalanan pasien, mulai dari administrasi hingga pendampingan medis. Hal ini memungkinkan pasien dari lokasi terpencil untuk mendapatkan akses layanan lanjutan dan second opinion dari luar negeri, bila dibutuhkan.

Data menunjukkan bahwa sekitar 1,2 miliar USD per tahun dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia untuk berobat ke luar negeri. Namun, tantangannya terletak pada bagaimana sistem layanan kesehatan lokal dapat menawarkan pengalaman yang komprehensif, termasuk penggabungan keahlian medis, dukungan teknologi, dan pelayanan yang cepat serta nyaman. Melalui kemitraan ini, Bethsaida Healthcare bertujuan menjadi titik simpul dalam jejaring global pelayanan kesehatan yang tidak hanya melayani masyarakat di kota besar, tetapi juga menjangkau daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap layanan medis berkualitas.

Sistem evakuasi medis yang terintegrasi pun akan memberikan kesempatan bagi pasien dari daerah terpencil untuk mendapatkan perawatan di Bethsaida, termasuk akses ke second opinion internasional jika diperlukan. Lebih dari itu, sistem continuity of care telah disiapkan untuk memastikan pasien tidak ditinggalkan setelah menjalani perawatan di luar negeri. Mereka akan kembali ke Bethsaida Hospital untuk perawatan lanjutan, dengan standar yang sebanding dengan rumah sakit internasional.

Ini menjadi sangat penting terutama untuk kasus-kasus onkologi, di mana pasien memerlukan terapi dan observasi jangka panjang setelah menjalani operasi. Dengan fokus pada keselamatan, empati, dan akses terhadap pengobatan terbaik, kolaborasi ini merupakan langkah signifikan menuju sistem kesehatan yang berorientasi pada pasien dan berstandar global.

Inisiatif ini menunjukkan bahwa second opinion bukan sekadar tentang meragukan dokter pertama, tetapi merupakan upaya untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang paling tepat. Dalam situasi krusial, akses terhadap opini medis terbaik—baik melalui telekonsultasi maupun tindakan evakuasi—dapat menjadi perbedaan antara harapan dan kehilangan. Dengan adanya kolaborasi lintas negara ini, pasien kini lebih memiliki kendali atas kesehatan mereka dengan dukungan yang lebih luas dari tenaga medis internasional.

Berita Terkait

Back to top button