
Hipotermia menjadi salah satu ancaman serius bagi para pendaki yang melakukan perjalanan ke dataran tinggi atau pegunungan. Fenomena ini terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celsius, biasanya akibat paparan udara dingin secara berkepanjangan. Jika tidak ditangani dengan cepat, hipotermia dapat menyebabkan gangguan fungsi organ dan berpotensi fatal.
Gejala hipotermia membedakan antara tiga tingkat keparahan: ringan, sedang, dan berat.
Hipotermia Ringan biasanya menunjukkan tanda awal yang terlihat. Pendaki akan mengalami menggigil sebagai respons tubuh untuk menghasilkan panas. Selain itu, ujung jari dan bibir bisa membiru akibat penyempitan pembuluh darah. Kesulitan berbicara dan koordinasi tubuh juga mulai terganggu.
Hipotermia Sedang ditandai dengan menggigil yang semakin parah atau bahkan berhenti, hal ini justru menjadi tanda bahwa kondisi semakin memburuk. Denyut jantung dan pernapasan akan melambat, dan penderita dapat mengalami kebingungan, kantuk, hingga kehilangan kesadaran yang lebih ringan.
- Hipotermia Berat menandakan kondisi yang sangat berbahaya. Kulit penderita tampak pucat dan dingin, kesadaran menurun drastis, dan penderita mungkin menjadi tidak responsif. Risiko gagal jantung dan kematian meningkat secara signifikan pada tingkat ini.
Mencegah hipotermia sangat penting bagi keselamatan pendaki. Untuk menghindari kondisi ini, pendaki disarankan untuk mengenakan pakaian berlapis, membawa perlengkapan yang memadai, serta menghindari kondisi basah dan angin kencang. Pengetahuan tentang cara bertahan di alam terbuka sangat krusial.
Jika seseorang terindikasi mengalami hipotermia, langkah penanganan darurat yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Segera pindahkan korban ke tempat yang lebih hangat dan kering.
- Ganti pakaian basah dengan pakaian kering dan selimut tebal.
- Berikan minuman hangat, tetapi hindari kafein dan alkohol, karena dapat memperburuk kondisi.
- Jika korban tidak sadarkan diri, segera cari bantuan medis.
Kesadaran akan bahaya hipotermia sangat penting bagi para pendaki agar tetap aman saat menjelajahi alam. Persiapan yang matang dan pemahaman tentang gejala-gejala hiponatremia dapat membantu mengurangi risiko yang tidak diinginkan. Kuasai pengetahuan ini dan nikmati petualangan di alam bebas dengan aman dan nyaman.