
Dalam sebuah forum rapat kerja antara Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), PSSI, dan Komisi X, Ahmad Dhani, musisi sekaligus pendukung sepak bola Indonesia, mengemukakan usulan yang cukup menggelitik terkait kebijakan naturalisasi pemain timnas. Dalam forum tersebut, Dhani menyatakan dukungannya terhadap kebijakan ini, namun disertai beberapa saran yang menarik perhatian.
Dhani mengusulkan untuk memperhatikan komposisi naturalisasi pemain agar memiliki perbandingan 50:50 dengan pemain lokal. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari revolusi yang diperlukan dalam dunia persepakbolaan Indonesia. “Saya setuju dengan kebijakan naturalisasi, tetapi saya usul untuk mengurangi jumlah pemain dengan ras Barat atau Eropa,” ungkapnya. Pandangan ini muncul ketika ia menyadari bahwa banyak pemain naturalisasi yang memiliki penampilan fisik khas Barat, seperti mata biru dan rambut pirang.
Lebih lanjut, Dhani menekankan pentingnya mencari pemain naturalisasi yang berasal dari negara-negara dengan ciri fisik yang lebih mirip dengan masyarakat Indonesia, seperti dari Korea atau beberapa negara di Afrika yang memiliki warna kulit serupa. Usul ini bisa dilihat sebagai strategi untuk lebih menciptakan keterikatan sosial dan kultural di antara para pemain timnas dan masyarakat lokal.
Usulan Dhani tidak berhenti di situ. Ia juga mencetuskan ide untuk menjodohkan mantan pemain sepak bola yang telah pensiun dengan perempuan Indonesia. Dhani berpendapat bahwa anak-anak hasil pernikahan ini berpotensi menjadi calon pemain timnas yang berbakat. “Bisa juga pemain-pemain bola yang sudah di atas 40 tahun dijodohkan dengan perempuan Indonesia. Anak-anak mereka diharapkan bisa jadi penerus pemain timnas dengan binaan dari ayahnya,” ujarnya.
Tidak hanya menekankan aspek teknis dalam kebijakan naturalisasi, Dhani juga memberikan nuansa hiburan dengan menyuguhkan ide-ide unik. Dalam pembicaraannya, ia menyarankan agar pemain yang sudah berusia di atas 40 tahun, terutama yang beragama Muslim, bisa berpoligami. “Kita cari pemain-pemain bola yang sudah 40 tahun, apalagi kalau Muslim bisa punya empat istri,” tambahnya. Usulan seperti ini tidak hanya mencuri perhatian tetapi juga menunjukkan cara berpikir yang kreatif walaupun membuat beberapa pihak terkejut.
Respons dari para pihak dalam rapat tersebut cukup beragam. Erick Thohir, ketua umum PSSI, serta Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat menanggapi ide-ide tersebut dengan tawa. Ini menunjukkan bahwa, meskipun terdapat banyak gagasan yang tidak konvensional, diskusi tersebut tetap berlangsung dengan suasana yang ringan.
Usulan-usulan Ahmad Dhani ini menuai berbagai reaksi di kalangan penggemar sepak bola dan para pemangku kepentingan. Salah satu sisi positif dari diskusi ini adalah terbukanya ruang dialog tentang kebijakan naturalisasi yang selama ini menjadi perhatian banyak pihak di Indonesia. Masyarakat pun diundang untuk memberi masukan dan pendapat mengenai hal ini, yang bisa membuka peluang baru untuk pengembangan timnas Indonesia ke depannya.
Dalam konteks perkembangan olahraga nasional, kebijakan naturalisasi memang memiliki dampak besar. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji dengan seksama setiap usulan yang diajukan, termasuk yang datang dari Ahmad Dhani. Apakah langkah-langkah tersebut akan membentuk masa depan sepak bola Indonesia yang lebih baik masih menjadi tanda tanya, tetapi yang jelas, diskusi ini menggugah kesadaran akan perlunya inovasi dalam pengelolaan timnas.