Kejinya Israel: 600 Ribu Anak Palestina Terancam Cacat akibat Vaksin

Gaza, Octopus – Di tengah serangan berkelanjutan militer Israel, keadaan kemanusiaan di Gaza semakin memprihatinkan. Serangan brutal terhadap warga sipil, terutama anak-anak, menambah daftar panjang penderitaan rakyat Palestina saat merayakan Idul Fitri. Sejumlah laporan menunjukkan bahwa lebih dari 490 anak Palestina telah tewas dalam serangan selama 20 hari terakhir.

Menurut Marissa Noriti, relawan dari Mer-C yang berada di lokasi, Rumah Sakit Indonesia di Gaza mengalami lonjakan pasien akibat serangan yang meningkat. “Sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret, kami mencatat hingga 900 pasien setiap hari, jauh melewati angka sebelum gencatan senjata yang hanya sekitar 300 pasien,” ungkap Marissa dalam laporannya.

Salah satu dampak paling serius dari situasi ketegangan di Gaza adalah terancamnya kesehatan anak-anak. Marissa menambahkan bahwa Israel terus menerus memberlakukan blokade, yang menghalangi masuknya bantuan medis dan vaksin ke wilayah tersebut. “Anak-anak seharusnya menerima vaksin polio di awal April, tetapi dengan adanya blokade ini, kondisi semakin parah,” tuturnya. Akibatnya, sekitar 600 ribu anak-anak di Gaza terancam mengalami cacat atau lumpuh akibat tidak mendapatkan vaksinasi yang sangat dibutuhkan.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa selama perang, banyak anak yang mengalami malnutrisi, bahkan lebih dari 52 anak dilaporkan meninggal karena kondisi ini. Data dari Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menunjukkan bahwa sekitar 100 anak mengalami luka atau kehilangan nyawa setiap harinya akibat aksi kekerasan itu.

Blokade yang dilakukan oleh Israel selama bulan Ramadan telah memperburuk kondisi. Marissa mencatat bahwa di daerah yang dianggap lebih aman, seperti Al Mawasi dan Khan Younis, terjadi pergerakan populasi, namun itu tidak menghentikan limbah kemanusiaan yang dihadapi oleh anak-anak. Ia menerangkan, “Sebelum adanya gencatan senjata, jumlah pasien di klinik bisa mencapai 700 orang per hari, namun selama gencatan senjata itu turun. Sekarang, kami kembali menerima lebih dari 900 pasien.”

Beberapa titik di Gaza menjadi rawan akibat serangan, tidak hanya mengakibatkan korban jiwa tetapi juga meningkatkan kecemasan dan ketidakpastian tentang masa depan bagi generasi muda Palestina. Serangan Israel yang terus berlangsung menciptakan suasana trauma, yang akan berdampak jangka panjang terhadap kesehatan mental dan fisik anak-anak.

Kondisi malnutrisi dan kekurangan vaksinasi ini membuat relawan dan petugas medis di lapangan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan mendesak pasien yang terpaksa berjuang dalam situasi yang tidak manusiawi. Marissa mengatakan, “Kami berjuang untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa, tetapi tanpa dukungan dan akses ke vaksin, situasi ini akan terus memburuk.”

Krisis kemanusiaan yang dihadapi oleh anak-anak di Gaza menunjukkan betapa pentingnya perhatian internasional untuk menghentikan kekerasan dan merespons kebutuhan mendesak kesehatan mereka. Saat dunia menyaksikan tragedi ini, penting bagi para pemimpin global untuk mendesak penghentian aksi kejam dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan serta akses vaksin ke daerah yang sangat membutuhkannya. Keberlanjutan hidup anak-anak di Gaza kini tergantung pada tindakan nyata dari komunitas internasional.

Berita Terkait

Back to top button