Kedubes Australia Pamerkan Karya Tenun Kreatif dari Limbah Jaring

Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia resmi membuka pameran “Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants” di Museum Bahari Jakarta pada 20 Maret 2025. Pameran ini menampilkan 18 karya seni tenun tangan yang terbuat dari limbah pukat ikan, dikenal juga dengan sebutan jaring hantu, yang karya-karyanya dirangkai oleh kelompok seniman Selat Torres Australia, Erub Arts. Pembukaan pameran tersebut dihadiri oleh Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, dan Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno.

Pameran ini bukan hanya sekadar ajang pameran seni, tetapi juga memiliki misi sosial dan lingkungan yang penting. Terinspirasi oleh lautan yang menghubungkan Australia dan Indonesia, pameran ini bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai tantangan lingkungan hidup yang dihadapi kedua negara, terutama terkait pengurangan limbah plastik dan konservasi laut. Dalam kesempatan tersebut, Gita Kamath menyatakan bahwa pameran ini adalah representasi yang mengesankan dari kreativitas Australia sekaligus membuka dialog tentang dampak lingkungan dari jaring dan limbah plastik.

Karya-karya yang dipamerkan meliputi beragam bentuk, termasuk kawanan ikan, penyu, laut, dan pari manta, menunjukkan keindahan dan keragaman biota laut yang terancam akibat pencemaran. Karya seni ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan laut serta bagaimana seni dapat digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan penting tersebut.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, pengunjung juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam lokakarya membuat ikan pari mini dari jaring ikan, menyuguhkan pengalaman interaktif yang memungkinkan pengunjung memahami lebih dalam tentang materi yang digunakan dalam karya seni tersebut. Kegiatan ini menunjukkan sinergi antara seni dan pendidikan, yang bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang isu-isu besar yang dihadapi lingkungan saat ini.

Pameran ini rencananya akan berlangsung hingga 31 Agustus 2025 dan terbuka untuk umum, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menghargai seni sekaligus belajar lebih banyak tentang konversi limbah menjadi karya seni yang bernilai. Kehadiran para pejabat, seperti Rano Karno, menandakan dukungan terhadap inisiatif kreatif yang tidak hanya mendorong seni, tetapi juga keberlanjutan lingkungan.

Gita Kamath juga menekankan pentingnya kerjasama antara Australia dan Indonesia dalam menangani isu lingkungan. “Australia dan Indonesia bekerja sama secara erat dalam masalah ini, dan pameran ini adalah salah satu cara untuk menekankan kolaborasi tersebut,” tambahnya. Dengan adanya inisiatif seperti ini, diharapkan lebih banyak orang akan terinspirasi untuk berkontribusi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Kehadiran pameran “Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants” di harapkan dapat menarik perhatian masyarakat terhadap dampak dari limbah plastik serta memberi inspirasi bagi kreator dan seniman untuk melihat potensi dari limbah yang dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai bukan hanya dari segi seni, tetapi juga dari segi lingkungan. Pameran ini adalah salah satu contoh bagaimana seni dan isu lingkungan dapat berkolaborasi untuk menciptakan kesadaran yang lebih besar di kalangan masyarakat.

Dengan berbagai program kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif, pameran ini memberikan peluang bagi pengunjung untuk berkolaborasi dan mengeksplorasi isu-isu lingkungan yang mendesak. Selain itu, pameran ini juga menekankan pentingnya pelestarian warisan budaya serta keragaman biota laut yang menjadi bagian penting dari ekosistem global. Melalui acara ini, diharapkan generasi muda semakin peduli terhadap lingkungan serta termotivasi untuk terlibat dalam gerakan pelestarian.

Exit mobile version