
Tel Aviv, Octopus – Kebakaran hutan yang melanda kawasan antara Yerusalem dan Tel Aviv telah memaksa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mengumumkan keadaan darurat nasional pada Kamis, 1 Mei 2025. Kebakaran ini menjadi salah satu bencana alam terbesar dalam sejarah negara tersebut, memicu evakuasi ribuan warga dan penutupan jalan utama akibat asap yang tebal.
Otoritas pemadam kebakaran Israel melaporkan bahwa, meskipun sebagian besar titik api telah berhasil dikendalikan, petugas pemadam kebakaran masih berjuang untuk memadamkan sisa-sisa api di beberapa lokasi. “Kebakaran telah dikendalikan, tetapi masih ada beberapa titik api yang tersisa. Angin kencang tetap menjadi ancaman karena bisa memicu kebakaran kembali,” ujar Shlomi Harush, pejabat senior pemadam kebakaran.
Pengaruh kebakaran ini tidak hanya terbatas pada lingkungan tetapi juga sosial dan budaya. Perayaan Hari Kemerdekaan Israel ke-77 terpaksa dibatalkan atau diubah. Banyak acara yang seharusnya merayakan kemerdekaan menjadi terhenti, dan siaran televisi nasional menggantikan program langsung dengan rekaman upacara penyalaan obor dari tahun-tahun sebelumnya. Media lokal, seperti Times of Israel, menggambarkan malam perayaan tersebut sebagai satu malam yang menegangkan, mengingat perjuangan memadamkan kebakaran yang berlangsung simultan.
Data terkini menunjukkan bahwa kebakaran telah melahap sekitar 13.000 hektare lahan hutan. Sebanyak 163 tim darat dan 12 pesawat telah dikerahkan untuk melawan api. Kementerian Kesehatan Israel melaporkan, pada 30 April 2025, sebanyak 23 orang dirawat di rumah sakit, mayoritas mengalami luka bakar dan gangguan pernapasan akibat menghirup asap. Selain itu, 17 petugas pemadam kebakaran juga dilaporkan mengalami cedera selama usaha pemadaman.
Warga setempat, Yuval Aharoni, memberikan kritik tajam terhadap respon pemerintah yang dianggap tidak memadai. “Menyedihkan. Kami sudah menduga kebakaran hutan bisa terjadi, tetapi pemerintah tampaknya tidak cukup siap. Pesawat besar seharusnya sudah dikirim sejak awal,” kritiknya.
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir tidak menutup kemungkinan bahwa kebakaran ini merupakan tindakan pembakaran yang disengaja. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pengumuman Perdana Menteri Netanyahu, yang menyebutkan bahwa sebanyak 18 tersangka telah ditangkap, termasuk satu individu yang tertangkap basah saat berusaha membakar lahan.
Kepala pasukan penyelamat setempat, Shmulik Friedman, mengkonfirmasi bahwa kejadian ini kemungkinan merupakan kebakaran hutan terbesar dalam sejarah Israel. Proses pemadaman diperkirakan akan memakan waktu panjang, mengingat kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Dengan semakin banyaknya ancaman, baik dari kebakaran itu sendiri maupun dampak sosialnya, Netanyahu menegaskan pentingnya koordinasi yang baik antara berbagai lembaga pemerintah untuk memastikan keselamatan publik. Ia juga mendorong warga agar tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Situasi ini, yang sudah menjadi perhatian publik, menjadi ujian besar bagi otoritas Israel dalam menangani bencana alam dan meningkatkan kesiapan menghadapi potensi kebakaran hutan di masa depan. Kebakaran hutan di Israel tidak hanya menyisakan kerugian material, tetapi juga dampak emosional bagi masyarakat yang harus berjuang dalam situasi yang penuh tekanan.