
PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank) melaporkan pencapaian signifikan pada tahun 2024, di mana pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) tumbuh 49,2% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai Rp909 miliar. Pertumbuhan ini tidak terlepas dari upaya KB Bank dalam memperkuat fundamental bisnisnya, terutama melalui proses transformasi setelah bergabung dengan KB Financial Group, salah satu institusi keuangan terbesar di Korea Selatan.
Dalam siaran pers resmi, KB Bank menyatakan bahwa pertumbuhan portofolio kredit lancar meningkat sebesar 19,24% secara year-on-year (YoY), didorong oleh performa positif pada segmen wholesale yang tumbuh 28,89% dan segmen retail sebesar 17,43%. Meskipun total kredit mengalami penurunan sebesar 6,17%, hal ini sejalan dengan upaya bank untuk memperbaiki kualitas aset. Rasio kredit berkualitas rendah atau loan-at-risk (LAR) berhasil ditekan menjadi 23,10% dari sebelumnya 39,77%.
Data menunjukkan bahwa perbaikan kualitas aset KB Bank juga terlihat dari penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL). NPL gross memperlihatkan perbaikan menjadi 8,74% dari 9,70% di tahun 2023, sedangkan NPL net turun menjadi 4,38% dari 4,95%. Langkah-langkah ini mencerminkan komitmen KB Bank untuk menjaga integritas portofolio kreditnya di tengah tantangan pasar.
Dengan likuiditas yang terjaga, KB Bank mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 2,85%, berkat peningkatan CASA (Current Account Savings Account) yang sebesar 29,92% secara tahunan. Rasio CASA juga meningkat menjadi 29,54%, menunjukkan peningkatan efisiensi dalam pengelolaan dana. Selain itu, rasio kecukupan likuiditas (LCR) tetap solid pada level 146,84%.
Pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tajam berkontribusi pada perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari 0,78% menjadi 1,31%. Ini menunjukkan bahwa KB Bank berhasil memperbaiki efisiensi operasionalnya, meskipun beban bunga juga meningkat sebesar 6,17%. Lebih lanjut, beban operasional lainnya berhasil ditekan sebesar 11,94%, turun menjadi Rp1,8 triliun di tahun 2024, dari Rp2,04 triliun pada tahun sebelumnya. Ini merupakan kali pertama total beban operasional dapat ditekan di bawah Rp2 triliun sejak tahun 2012.
Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee, mengungkapkan, “KB Bank telah melalui berbagai tantangan yang berat dalam perjalanan transformasinya menuju lembaga keuangan yang sehat. Kami percaya bahwa kami telah melalui bagian tersulit dan bersiap untuk meraih kinerja positif serta pertumbuhan berkelanjutan.” Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pemegang saham, nasabah, dan seluruh pemangku kepentingan yang terus mendukung perjalanan transformasi bank ini.
Walaupun mencatat rugi bersih sebesar Rp7,38 triliun di tahun 2024, kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh pencatatan beban non-recurring yang diperlukan untuk mempersiapkan langkah menuju profitabilitas di masa depan. Beban non-recurring ini termasuk pencatatan beban pajak tangguhan (deferred tax) sebesar Rp1,42 triliun, terkait potensi pemulihan Pajak Penghasilan (PPh) di masa depan akibat akumulasi rugi pajak yang belum dikompensasi. Tambahan lagi, KB Bank melakukan pencadangan dari revaluasi anak usaha sebesar Rp1 triliun untuk memperkuat neraca keuangannya.
Ke depan, Tom mengungkapkan optimisme terkait proyeksi laba bersih di tahun 2025. “Dengan berbagai pencapaian positif dan langkah-langkah strategis yang telah diimplementasikan, kami yakinKB Bank akan mampu mencatatkan laba bersih di tahun depan dan menjadi salah satu penyedia layanan perbankan terbaik di Indonesia,” ujar Tom. Melalui upaya dan inovasi yang berkelanjutan, KB Bank berkomitmen untuk meningkatkan daya saing serta layanan bagi nasabahnya di masa depan.