Kapolri Melayat ke Potlot, Sampaikan Duka Cita untuk Bunda Iffet

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengunjungi rumah duka Bunda Iffet, ibunda dari pentolan band Slank, Bimbim, pada hari Minggu (27/4/2025) di Jalan Potlot, Pancoran, Jakarta Selatan. Kedatangan Kapolri ke rumah duka ini adalah sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan duka cita atas kepergian Bunda Iffet, yang meninggal dunia pada usia 87 tahun pada malam sebelumnya, Sabtu (26/4) pukul 22.42 WIB.

Rombongan Kapolri tiba di lokasi sekitar pukul 16.30 WIB dan diterima langsung oleh Bimbim. Dalam suasana haru, keduanya menghabiskan waktu bersama dan berbincang selama kurang lebih 30 menit. Kapolri mengenakan pakaian batik berwarna gelap, sementara Bimbim terlihat mengenakan baju putih sebagai simbol kesedihan dan penghormatan kepada ibunya.

Bunda Iffet dikenal luas sebagai sosok yang penuh kasih dan berperan besar dalam kehidupan keluarga, terutama bagi Bimbim dan anggota Slank lainnya. Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi penggemar musik dan masyarakat yang mengenalnya.

Setelah proses melayat, jenazah Bunda Iffet dijadwalkan akan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, pada hari yang sama, setelah salat Dzuhur. Keberangkatan jenazah untuk dimakamkan merupakan bagian dari prosesi akhir yang diharapkan oleh keluarga dan para kerabat, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada sosok yang sangat mereka cintai.

Dalam suasana penuh emosional ini, banyak kerabat, sahabat, dan penggemar yang mengungkapkan rasa duka mereka melalui media sosial. Banyak dari mereka menceritakan kenangan indah yang pernah mereka alami dengan Bunda Iffet, memberikan gambaran tentang betapa besar pengaruhnya dalam lingkaran kehidupannya.

Kedatangan Kapolri dalam melayat tersebut menunjukkan bahwa kehilangan seseorang, terutama bagi seorang publik figur, dapat menyentuh banyak orang. Penghormatan yang diberikan tidak hanya memperlihatkan kedekatan antara tokoh masyarakat dengan keluarga yang berduka, tetapi juga simbol solidaritas dalam situasi duka tersebut.

Sebagai informasi tambahan, kepergian Bunda Iffet menjadi moment yang mengingatkan kita akan pentingnya menghargai setiap momen bersama orang terkasih. Kehilangan adalah hal yang sulit, dan momen melayat ini menjadi sarana bagi banyak orang untuk menyampaikan dukungan dan rasa peduli kepada keluarga yang ditinggalkan.

Dalam tradisi Indonesia, melayat adalah salah satu bentuk penghormatan terakhir yang memberikan kesempatan bagi orang sekitar untuk menunjukkan rasa empati dan berbagi kesedihan. Melalui kunjungan ini, Kapolri Sigit tidak hanya membawa pesan duka dari Kepolisian Republik Indonesia tetapi juga mewakili masyarakat yang turut merasakan kehilangan yang mendalam.

Kehangatan dalam setiap percakapan dan kedekatan yang ditunjukkan selama kunjungan melayat ini, sekali lagi menegaskan bahwa dalam setiap perpisahan, ada nilai-nilai yang bisa dibagi dan diingat oleh orang-orang yang ditinggalkan.

Berita Terkait

Back to top button