
Kanker payudara terus menjadi perhatian serius di Indonesia, sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di kalangan wanita. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Data dari Globocan 2022 menunjukkan bahwa kanker payudara mencatatkan 66.271 kasus, dan jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.
Deteksi dini menjadi salah satu aspek penting dalam menangani kanker payudara. Dokter Spesialis Bedah Umum Onkologi dari Bethsaida Hospital, dr. Bajuadji, menegaskan bahwa melalui skrining rutin seperti mammografi dan USG payudara, kanker dapat ditemukan pada tahap awal. “Dengan deteksi dini, peluang kesembuhan pasien menjadi jauh lebih tinggi,” ujarnya dalam pernyataan tertulis.
Gejala kanker payudara tidak selalu sama, namun terdapat beberapa tanda umum yang perlu diwaspadai. Di antaranya adalah munculnya benjolan atau penebalan di area payudara atau ketiak, perubahan ukuran dan bentuk payudara, serta puting yang masuk ke dalam atau mengeluarkan cairan abnormal. Selain itu, perubahan pada permukaan kulit payudara, seperti kemerahan, berkerut, atau kulit yang tampak seperti kulit jeruk, juga menjadi indikator penting. Rasa nyeri yang tidak kunjung hilang di area payudara sebaiknya segera diperiksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dalam proses diagnosis kanker payudara, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang bertujuan untuk menentukan keberadaan, jenis, dan stadium kanker. Metode yang umum digunakan antara lain:
1. Pemeriksaan Fisik: Dokter meraba payudara dan ketiak untuk mendeteksi adanya benjolan atau perubahan mencurigakan.
2. Mammografi: Pemindaian menggunakan sinar-X untuk mendeteksi kelainan pada jaringan payudara.
3. USG Payudara: Membantu membedakan antara benjolan berisi cairan (kista) dan massa padat.
4. Biopsi: Mengambil sampel jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
5. MRI Payudara: Memberikan gambaran lebih rinci mengenai kondisi jaringan payudara, terutama jika hasil pemeriksaan sebelumnya meragukan.
Setelah diagnosis ditegakkan, penanganan kanker payudara dapat dilakukan melalui kemoterapi, radiasi, dan pengobatan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi pasien. dr. Bajuadji menjelaskan bahwa tingkat kesembuhan dapat bervariasi, berkisar antara 20-30%. “Setiap pasien memiliki kondisi unik, sehingga pengobatan harus disesuaikan dengan stadium dan karakteristik penyakitnya,” kata dr. Bajuadji.
Kanker payudara bukanlah vonis akhir jika terdeteksi dan ditangani dengan baik. Semakin dini kanker terdeteksi, semakin besar peluang untuk sembuh. Oleh karena itu, penting bagi wanita untuk mengenali gejala, memahami faktor risiko, serta melakukan pemeriksaan rutin seperti SADARI (Periksa Payudara Sendiri) dan skrining mammografi.
Bethsaida Hospital berkomitmen untuk memberikan layanan diagnostik dan pengobatan kanker payudara yang modern, didukung oleh tim dokter spesialis yang berpengalaman. Dalam hal ini, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr. Pitono, menegaskan pentingnya layanan onkologi yang komprehensif dan terintegrasi. “Kami telah dilengkapi dengan fasilitas canggih untuk mendukung deteksi dini, diagnosis, hingga pengobatan kanker payudara,” pungkasnya.
Sebagai kesimpulan, pemahaman yang baik mengenai kanker payudara, gejalanya, serta langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam meningkatkan prognosis bagi wanita yang menghadapi penyakit ini.