
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan bahwa Vietnam memiliki opsi untuk membangun pabrik semikonduktor di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan Anindya setelah melakukan pertemuan tertutup dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, di Jakarta pada tanggal 9 Maret 2025. Melalui kerja sama ini, kedua negara berharap dapat memanfaatkan hubungan baik yang telah terjalin serta perjanjian yang ada untuk meningkatkan perdagangan dan investasi.
Anindya menjelaskan bahwa rencana pembangunan pabrik semikonduktor di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Mengingat industri elektronik di Vietnam saat ini sedang berkembang pesat, termasuk dalam produksi kendaraan berbasis listrik dan berbagai alat elektronik lainnya, langkah ini dianggap sebagai peluang emas. “Jika investasi Vietnam ke Indonesia terfokus pada produk elektronik, maka kami berpikir bagaimana memanfaatkan produktivitas mereka untuk meningkatkan produk elektronik, bahkan tidak menutup kemungkinan untuk produksi semikonduktor,” ujarnya.
Kerja sama ini tidak hanya menguntungkan Vietnam, tetapi juga Indonesia. Dengan adanya investasi dari Vietnam, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan nilai transaksi perdagangan. Anindya menargetkan bahwa potensi perdagangan antara kedua negara bagi tahun 2025 dapat meningkat dari USD 16 miliar menjadi USD 18 miliar, setara dengan Rp 293,31 triliun. Pertumbuhan yang pesat ini diharapkan tidak hanya berasal dari sektor elektronik, tetapi juga dari sektor pertanian dan perikanan sebagai hasil dari diversifikasi komoditas.
Dalam analisisnya, Anindya menekankan bahwa mereka berfokus pada mencapai target USD 18 miliar ini, melihat antusiasme yang tinggi dari kedua negara. “Saya yakin kedua negara ini akan menjadi mesin atau motor pertumbuhan antar negara,” tegasnya. Hal ini menunjukkan optimisme yang kuat akan perkembangan hubungan bilateral di masa mendatang.
Lebih jauh lagi, Anindya menyatakan keyakinannya terhadap kerja sama dagang antara Indonesia dan Vietnam yang sudah terjalin selama 70 tahun. Ia percaya bahwa di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kerja sama kedua negara akan semakin erat. “Perdagangan yang mencapai USD 16 miliar ini telah mengalami kenaikan hampir 20% dari tahun sebelumnya, dan saya yakin ini akan lebih besar lagi,” tambahnya.
Perjanjian strategis antara Vietnam dan Indonesia menciptakan peluang lebih luas bagi kedua negara untuk mengembangkan sektor industri dan perdagangan. Selain semikonduktor, Indonesia juga memiliki potensi untuk memasok berbagai komoditas ke Vietnam, terutama dalam bidang pertanian dan perikanan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Dengan demikian, keinginan Vietnam untuk membangun pabrik semikonduktor di Indonesia mencerminkan keyakinan terhadap potensi besar yang dimiliki oleh pasar Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya akan memperkuat hubungan ekonomi antara kedua negara, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor industri dalam negeri, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional Indonesia.
Optimisme ini juga sejalan dengan semakin intimnya hubungan bilateral kedua negara, yang telah terjalin selama beberapa dekade. Pertumbuhan yang berkelanjutan dalam kerjasama dagang antara kedua negara dapat diharapkan untuk menghasilkan manfaat yang lebih signifikan bagi rakyat dan sektor ekonomi di kedua negara dalam waktu dekat.