
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, mengonfirmasi bahwa utusan khusus pemerintah Indonesia untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus telah tiba di Roma pada Jumat malam. Utusan tersebut dikirim setelah Presiden Prabowo Subianto, yang berhalangan hadir, memberikan mandat kepada beberapa tokoh penting. Di antara mereka terdapat Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan.
Prasetyo menyatakan, "Berdasarkan informasi tadi malam, semua sudah berangkat dan saat ini mereka sudah sampai di Roma." Mereka membawa surat pribadi dari Presiden Prabowo yang ditujukan kepada pemerintah Vatikan sebagai bentuk simpati dan belasungkawa dari pemerintah serta seluruh rakyat Indonesia, termasuk umat Katolik.
Paus Fransiskus, yang wafat pada usia 88 tahun, dikenang sebagai sosok pemimpin yang mendorong nilai-nilai kemanusiaan. Prasetyo menuturkan, "Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Paus Fransiskus. Kami berharap semangat yang selama ini disampaikan oleh beliau dapat terus kita jaga." Semangat tersebut antara lain adalah keberpihakan kepada yang lemah, pembelaan terhadap yang tertindas, dan perhatian kepada masyarakat miskin.
Dalam bela sungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus, Prabowo Subianto juga menyampaikan duka cita mendalam melalui akun Instagram-nya. "Dengan rasa duka yang mendalam, saya menerima kabar mangkatnya Paus Fransiskus. Dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan," tulis Prabowo. Ia juga mengingat kunjungan Paus ke Jakarta tahun lalu yang meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia.
Detail Utusan:
- Joko Widodo – Presiden ke-7 RI.
- Natalius Pigai – Menteri Kemanusiaan.
- Thomas Djiwandono – Wakil Menteri Keuangan.
- Ignasius Jonan – Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Kirimannya terdiri dari sejumlah pejabat yang melambangkan bangsa Indonesia. Prasetyo menambahkan, pemerintah berharap utusan tersebut dapat mewakili bangsa dalam menyampaikan simpati kepada dunia yang merasakan kehilangan atas wafatnya Paus.
Dalam konteks sejarah, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 saat itu menjadi momen penuh makna, di mana ia mengusung pesan kesederhanaan, pluralisme, dan perhatian kepada sesama. Pesan-pesan tersebut diyakini akan terus membekas di hati rakyat Indonesia, khususnya bagi umat Katolik.
Pemerintah juga menyampaikan pernyataan resmi mengenai sikap duka yang dialami oleh seluruh komponen masyarakat Indonesia. Prasetyo menyebutkan, “Paus Fransiskus adalah pemimpin yang menginspirasi banyak orang, dan kami akan terus meneruskan nilai-nilai yang ditinggalkannya.”
Meski Prabowo sendiri tidak dapat hadir langsung dalam pemakaman, kehadiran utusan tersebut menjadi simbol penting dari komitmen Indonesia untuk menghormati dan memperingati jasa-jasa almarhum. Penunjukan sejumlah tokoh dengan latar belakang berbeda menunjukkan upaya pemerintah dalam menunjukkan bahwa kehilangan ini dirasakan oleh seluruh elemen bangsa.
Semoga kehadiran utusan Indonesia di Vatikan dapat menambah makna bagi pengalaman spiritual rakyat Indonesia dan menjaga keharmonisan antarumat beragama di tanah air. Acara pemakaman Paus Fransiskus diharapkan menjadi momentum untuk mengingat kembali pesan-pesan damai yang telah beliau sampaikan selama hidupnya.