Jasindo Sukses Raup Premi Asuransi Usaha Tani Padi Rp1,05 T!

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) telah mencatatkan pencapaian signifikan dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dengan total premi sebesar Rp1,05 triliun dari 2015 hingga 2024. Program ini diluncurkan sebagai upaya untuk memberikan perlindungan bagi petani padi di seluruh Indonesia, dan sebagian besar premi yang diperoleh, yaitu sebesar 80%, merupakan bantuan dari pemerintah pusat melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

Setiadi Imansyah, Group Head Asuransi Program Pemerintah Jasindo, menjelaskan bahwa AUTP memiliki kriteria khusus bagi petani yang ingin bergabung. Petani atau penggarap yang dapat mengikuti program ini memiliki lahan maksimal 2 hektar, tergabung dalam kelompok tani, dan memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK). Selain itu, lahan yang diasuransikan harus memenuhi syarat tertentu, seperti sawah irigasi, lahan dengan tata air yang baik, dan bagi lahan tadah hujan, harus memiliki sumber air yang memadai.

Pada 2024, Jasindo memperoleh premi AUTP sebesar Rp50,16 miliar, melibatkan 464.764 petani dengan luas lahan terproteksi mencapai 278.694 hektar. Meski demikian, nilai premi di tahun 2024 merupakan yang terkecil kedua setelah tahun pertama peluncuran program, yang mencatat premi sebesar Rp41,03 miliar dari 401.408 petani dan luas lahan terproteksi sebesar 233.499,55 hektar.

Sejak diluncurkan pertama kali, premi AUTP mengalami fluktuasi. Tren peningkatan premi tercatat pada 2020 dengan angka tertinggi mencapai Rp180 miliar, di mana partisipasi petani mencapai 1.367.678 orang dan luas lahan terproteksi menyentuh 1 juta hektar. Namun, setelah pencapaian tersebut, terjadi penurunan jumlah lahan yang mengikuti program AUTP dalam empat tahun terakhir, berkisar antara 300.000 hingga 400.000 hektar.

Menurut Setiadi, penurunan ini disebabkan oleh refocusing anggaran yang dilakukan pada 2020, di mana pemerintah lebih memfokuskan perhatiannya pada penanganan pandemi COVID-19. Dampak dari pandemi tersebut berlanjut hingga 2021, dan pada 2025, program Kementerian Pertanian lebih memprioritaskan cetak sawah baru dan inisiatif lainnya. Jasindo pun kini masih menunggu kepastian anggaran untuk tahun 2025 mendatang.

Selama perjalanan program AUTP dari 2015 hingga 2024, rasio kerugian atau loss ratio tercatat sebesar 70,9%. Rasio tertinggi terjadi pada 2016, mencapai 96,26%, sedangkan pada tahun 2024, rasio ini turun signifikan menjadi 45,02%. Setiadi menambahkan bahwa model asuransi yang digunakan oleh AUTP saat ini adalah model indemnity atau ganti rugi. Namun, ke depan, Jasindo berencana untuk mengkombinasikan program ini dengan model asuransi parametrik yang lebih inovatif.

Dalam visi jangka panjang, Jasindo menargetkan untuk mewujudkan "Indonesia Emas 2045," di mana asuransi pertanian akan menjadi asuransi wajib yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Untuk mencapai tujuan tersebut, kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk perbankan dan pemerintah, sangat diperlukan. Setiadi berharap agar asuransi pertanian tidak lagi dianggap sebagai beban, melainkan sebagai alat yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat di sektor pertanian.

Dengan berbagai inisiatif dan perubahan yang direncanakan, Jasindo berupaya untuk memperkuat sektor pertanian di Indonesia, guna menciptakan ekosistem yang lebih stabil bagi para petani. Program AUTP menjadi salah satu langkah penting dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat yang bergantung pada pertanian.

Exit mobile version