![Israel Tarik Mundur Pasukan dari Tubas: Akankah Tepi Barat Tenang?](https://octopus.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Israel-Tarik-Mundur-Pasukan-dari-Tubas-Akankah-Tepi-Barat-Tenang.jpg)
Israel secara resmi menarik mundur pasukannya dari Tubas, wilayah pendudukan di Tepi Barat, pada Rabu pagi, setelah menggelar operasi militer selama sebelas hari. Keputusan ini diambil setelah tentara Israel menghancurkan sejumlah lokasi di kamp pengungsi Far’a yang menjadi sasaran operasi tersebut. Menurut saksi mata yang dilaporkan oleh Anadolu, semua lokasi yang dikuasai oleh tentara Israel kini telah ditinggalkan.
Namun, situasi di Tepi Barat masih tetap tegang. Di wilayah-wilayah lain seperti Jenin dan Tulkarem, operasi militer yang dimulai sejak 21 Januari terus berlanjut. Tindakan tersebut telah menewaskan lebih dari 30 orang, menjadikan ribuan warga menjadi pengungsi, serta mengakibatkan kerusakan yang meluas. Kejadian ini menunjukkan bahwa meskipun ada penarikan dari Tubas, kekerasan di daerah lain masih menjadi ancaman yang nyata.
Peningkatan serangan oleh pasukan Israel di Tepi Barat ini terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Gaza mulai berlaku pada 19 Januari. Meskipun gencatan senjata itu dirancang untuk menghentikan agresi militer Israel yang berlangsung selama 15 bulan, yang telah menyebabkan lebih dari 48.200 warga Gaza kehilangan nyawa, permasalahan di Tepi Barat sepertinya masih jauh dari selesai.
Data dari Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan bahwa sejak dimulainya perang di Gaza pada bulan Oktober 2023, setidaknya 910 warga Palestina telah tewas di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat akibat kekerasan yang meningkat, baik dari pasukan keamanan Israel maupun pemukim Yahudi. Angka ini menunjukkan dampak besar yang dirasakan di masyarakat Palestina akibat situasi konflik yang berkepanjangan.
Dalam konteks hukum internasional, pada Juli 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan sebuah keputusan yang menyatakan bahwa pendudukan Israel di tanah Palestina selama beberapa dekade adalah tindakan ilegal. Mahkamah mengimbau agar Israel segera mengosongkan semua permukiman Yahudi yang dibangun di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Keputusan ini semakin memperkuat posisi Palestina di kancah internasional dan memberikan sinyal bahwa dunia semakin memperhatikan situasi yang terjadi di wilayah tersebut.
Bahkan dengan penarikan pasukan dari Tubas, pertanyaan yang muncul adalah: apakah kekerasan di Tepi Barat akan berakhir? Mengingat operasi militer yang masih berlangsung di daerah lain, serta sejarah yang menunjukkan bahwa penarikan pasukan tidak selalu menjamin berakhirnya konflik, tantangan besar tetap ada di hadapan para pemimpin Israel dan Palestina.
Dalam melihat ke depan, banyak analis berpendapat bahwa stabilitas jangka panjang di Tepi Barat akan tergantung pada kemampuan kedua pihak untuk melakukan dialog yang konstruktif. Dengan adanya pengakuan internasional terhadap hak-hak rakyat Palestina, seperti yang dicantumkan dalam keputusan ICJ, masyarakat global memainkan peran penting dalam mendorong perdamaian yang berkelanjutan di wilayah ini.
Dengan situasi yang masih dinamis, masyarakat internasional dari berbagai negara berharap agar proses diplomasi dapat dilanjutkan, dan upaya-upaya untuk menciptakan perdamaian yang abadi di Tepi Barat bisa menjadi prioritas utama. Dalam konteks ini, menarik pasukan dari Tubas merupakan langkah, namun bukan solusi akhir untuk mengatasi kekerasan yang berkepanjangan. Harapan tinggal pada kedua belah pihak untuk mencari kesepakatan yang adil demi masa depan yang lebih baik.