
Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Lucky Hakim sebagai Bupati Indramayu masih terus mengemuka seiring dengan berita terbarunya yang mengejutkan publik. Dalam kabar yang dilansir pada Senin (7/4/2025) oleh Octopus, keputusan Lucky untuk berlibur ke Jepang tanpa meminta izin kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjadi sorotan utama yang memantik pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Indramayu, dikenal sebagai salah satu kabupaten termiskin di Indonesia, mendapati bahwa bupatinya justru memilih untuk berlibur ke luar negeri, yang menciptakan kesan ironi. Media sosial, khususnya TikTok, menjadi platform dimana komentar-komentar yang skeptis dan kritis muncul, dengan berbagai netizen mempertanyakan sikap dan komitmen Lucky Hakim terhadap daerah yang dipimpinnya. Salah satu komentar viral mempertanyakan, “Kabupaten yang termiskin di Jawa Barat, tapi bupatinya jalan-jalan ke Jepang,” yang mencerminkan rasa frustrasi masyarakat akan kondisi lokal yang tidak membaik.
Selain itu, berbagai tanggapan dari warganet menggambarkan ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Lucky. Banyak yang merasa kecewa dan mempertanyakan asal-usul dana yang digunakan Lucky untuk berlibur. “Pertanyaannya adalah uang negara atau uang pribadi,” ungkap seorang netizen, sementara yang lain menyatakan keprihatinan terhadap nasib masyarakat Indramayu yang masih berjuang dalam keadaan ekonomi yang sulit.
Berdasarkan data sebelumnya, Indramayu pegang posisi sebagai kabupaten termiskin di Jawa Barat. Lucky Hakim sendiri pernah mengeluarkan pernyataan bahwa kabupaten tersebut adalah yang paling miskin di wilayahnya, namun secara bersamaan menyebutkan bahwa dia dan beberapa rekan bupati lainnya termasuk dalam kelompok yang dianggap kaya. “Kabupaten Indramayu itu adalah termiskin rakyatnya se-Jawa Barat. Bupatinya termasuk yang terkaya,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, penting untuk memperhatikan respons dari masyarakat Indramayu mengenai kepemimpinan Lucky. Beberapa menyuarakan ketidakpuasan dan menilai kepemimpinan Lucky hanya sebagai figura politik yang tidak mampu memahami realitas kehidupan warganya. Seorang pengguna media sosial menegaskan, “Yang milih kan orang-orang di situ, jadinya gini,” menandakan bahwa pemilihan bukti tanggung jawab mutu pemimpin.
Di sisi lain, ada juga kelompok warganet yang merasa bahwa Lucky tidak seharusnya dihujat hanya karena liburan. Beberapa dari mereka menganggap tindakan berlibur adalah cara yang sah untuk menghilangkan stres, menandaskan pentingnya pemahaman konteks serta situasi setiap individu sebagai pemimpin.
Namun, tradisi pemimpin yang berlibur di saat rakyatnya berjuang melawan kemiskinan semakin mencolok ketika diingat bahwa Indramayu tidak hanya berjuang dengan isu keminiman ekonomi, melainkan juga dalam lapangan kehidupan sehari-hari. Seperti diketahui, Indramayu memiliki catatan yang buruk dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, yang semakin menambah ironi ketika seorang bupati yang seharusnya berfokus pada peningkatan kualitas hidup warganya malah memilih berlibur ke luar negeri.
Lucky Hakim sendiri merupakan figur publik yang sebelumnya dikenal sebagai seorang selebriti sebelum masuk ke dunia politik. Lahir di Indramayu, dia diangkat menjadi Wakil Bupati pada periode 2021-2024, dan berhasil terpilih sebagai Bupati pada periode 2024-2029. Meskipun latar belakangnya sebagai putra daerah, keputusan-keputusan yang diambilnya seringkali dinilai tidak mencerminkan kepentingan masyarakat yang dipimpinnya.
Keputusan Lucky Hakim untuk pergi berlibur ke Jepang jelas menimbulkan pertanyaan tentang dedikasinya terhadap daerah yang terdaftar sebagai yang terburuk dalam hal kesejahteraan sosial ini. Perhatian masyarakat terhadap tindakan tersebut diharapkan bisa menjadi cermin bagi para pemimpin lain, untuk lebih memahami peran dan tanggung jawab mereka dalam mengatasi permasalahan mendasar yang dihadapi oleh masyarakat mereka.