
Imam Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, mengeluarkan imbauan kepada warga Palestina untuk meningkatkan kehadiran mereka ke masjid suci tersebut selama bulan Ramadan, walaupun situasi di lapangan menunjukkan adanya pembatasan dari pihak Israel. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada hari Minggu (2/3/2025), Ekrima menegaskan, “Bulan suci (Ramadan) telah tiba, dan rakyat Palestina tetap teguh di tanah mereka, menolak penggusuran dan kompromi.”
Al-Aqsa, yang merupakan salah satu tempat ibadah paling penting bagi umat Islam, terus menghadapi tantangan dan ancaman, terutama berkaitan dengan peningkatan kehadiran jamaah selama bulan suci ini. Imam Ekrima menyoroti bahwa masjid tersebut saat ini dikelilingi oleh tentara Israel yang merespons lonjakan jumlah warga Palestina yang datang untuk beribadah. “Setiap tahun, pendudukan Israel berusaha mengganggu ibadah umat Islam di Al-Aqsa, dan ini merupakan pelanggaran yang jelas terhadap kebebasan beribadah,” tambahnya.
Penting untuk dicatat bahwa situasi di Masjid Al-Aqsa sering kali memanas selama bulan Ramadan. Otoritas Israel kerap memberlakukan berbagai pembatasan bagi warga Palestina, yang biasanya mencakup pembatasan akses ke masjid tersebut. Dalam siaran yang dilansir oleh KAN, disebutkan bahwa pihak kepolisian tidak akan mengizinkan warga Palestina yang baru saja dibebaskan dari penjara untuk memasuki lokasi tersebut. Mereka selain itu juga mempersiapkan sekitar 3.000 petugas untuk dikerahkan setiap hari di pos pemeriksaan menuju Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsa selama bulan puasa ini.
Di sisi lain, KAN juga mengungkapkan bahwa hanya 10.000 izin yang akan diberikan kepada warga Palestina dari Tepi Barat untuk mengakses Masjid Al-Aqsa. Izin tersebut hanya akan diberikan kepada pria yang berusia lebih dari 55 tahun dan wanita yang berusia lebih dari 50 tahun, sehingga banyak warga lainnya yang tidak memenuhi syarat akan dilarang memasuki area masjid.
Masjid Al-Aqsa, yang dianggap sebagai salah satu situs tersuci dalam Islam, memiliki signifikansi sangat besar baik bagi umat Islam maupun umat Yahudi. Umat Yahudi menyebut kawasan tersebut sebagai Temple Mount, yakni lokasi dua kuil yang bersejarah. Sejak Perang Arab-Israel tahun 1967, Israel menguasai Yerusalem Timur, termasuk kompleks Masjid Al-Aqsa.
Menghadapi tantangan tersebut, Imam Ekrima menyerukan solidaritas dari negara-negara Arab dan umat Islam secara global untuk bersatu dalam melindungi Masjid Al-Aqsa. Ia berharap dukungan internasional dapat membantu mengatasi pelanggaran yang terus terjadi terhadap kebebasan beribadah umat Islam di sana.
Bulan Ramadan, yang adalah waktu suci bagi umat Islam untuk beribadah, menjadi lebih bermakna dengan kehadiran jamaah di Masjid Al-Aqsa. Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi saat ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Upaya dari individu dan komunitas dalam beribadah secara kolektif akan menjadi salah satu cara untuk menyatakan keteguhan dan komitmen warga Palestina terhadap tempat suci mereka.
Semoga imbauan ini dapat memotivasi warga Palestina untuk tetap hadir meskipun adanya pembatasan, serta menjadi panggilan bagi umat Islam di seluruh dunia untuk memberikan dukungan kepada mereka yang berusaha mempertahankan hak mereka untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa selama bulan yang penuh berkah ini.