
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan hari ini, Selasa (29/4/2025). Sejak awal sesi, IHSG menunjukkan performa yang positif dan ditutup menguat sebesar 0,39 persen atau 26,10 poin, mencapai level 6.749,07. Ini merupakan sinyal optimisme pasar di tengah dinamika perdagangan global.
Volume perdagangan hari ini mencapai 21,2 miliar lembar saham dengan nilai transaksi sekitar Rp 10 triliun, yang mencerminkan tingkat likuiditas yang baik dengan total 1,19 juta kali transaksi. Dari 805 saham yang diperdagangkan, 383 di antaranya mengalami penguatan, sementara 230 saham mengalami penurunan, dan 192 saham stagnan.
Sektor barang baku menjadi pendorong utama kenaikan IHSG, mencatatkan penguatan sebesar 1,6 persen. Diikuti oleh sektor kesehatan yang naik 1,4 persen, infrastruktur 1,3 persen, teknologi 1 persen, dan transportasi sebesar 0,9 persen. Sementara itu, satu-satunya sektor yang mengalami pelemahan adalah sektor perindustrian yang turun sebesar 0,8 persen.
Kondisi pasar di Indonesia juga sejalan dengan tren positif di bursa saham Asia. Indeks Straits Times di Singapura mengalami kenaikan tipis sebesar 0,01 persen, sedangkan Hang Seng di Hong Kong naik sebesar 0,1 persen. Di sisi lain, indeks Shanghai di China mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Pergerakan ini menunjukkan bahwa meskipun ada tantangan, mayoritas investor tetap optimis di kawasan ini.
Peningkatan di sektor barang baku ternyata dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk permintaan yang stabil dari industri dan adanya ekspektasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor ini membuat investor lebih percaya diri untuk membeli saham di sektor-sektor yang dipandang prospektif.
Dengan 383 saham yang menguat, investor nampaknya berfokus pada potensi pertumbuhan jangka panjang dan diuntungkan oleh fundamental perusahaan yang solid. Analis pasar mengungkapkan bahwa sentimen positif ini seiring dengan data ekonomi yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan pasca-pandemi.
Meski ada tantangan di sektor perindustrian, di mana beberapa perusahaan menghadapi kesulitan akibat kenaikan harga bahan baku dan biaya produksi, kondisi tersebut tidak menghalangi optimisme di sektor lainnya. Banyak analis percaya bahwa diversifikasi investasi menjadi kunci bagi investor untuk tetap bertahan di pasar yang fluktuatif ini.
Kendati terjadi beberapa fluktuasi, banyak pelaku pasar masih melihat adanya peluang bagi saham-saham unggulan di sektor barang baku dan lainnya. Dengan tetap memantau perkembangan ekonomi global, investor diharapkan bisa membuat keputusan yang lebih terinformasi.
Pasar yang stabil dan meningkatnya aktivitas perdagangan mencerminkan kepercayaan investor, yang menjadi pertanda positif bagi perekonomian domestik. Ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan, pasar saham Indonesia tetap memiliki daya tarik bagi investor baik lokal maupun asing. Dalam konteks ini, IHSG hari ini menandai langkah positif di tengah ketidakpastian yang ada, menegaskan bahwa sektor barang baku dapat menjadi motor pendorong utama bagi pertumbuhan lebih lanjut di bursa saham Indonesia.