
Ajang pameran mebel terbesar di Indonesia, Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025, resmi dibuka pada Kamis (6/3) di Jakarta International Expo, Kemayoran. Acara ini diresmikan oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dan dihadiri oleh lebih dari 500 peserta pameran yang memamerkan lebih dari 3.000 produk mebel berkualitas tinggi. Produk-produk yang ditampilkan berasal dari berbagai bahan seperti kayu, rotan, bambu, dan kulit, serta mencakup beragam produk kerajinan seni yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.
Dalam sambutannya, Faisol Riza menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) yang telah berkontribusi dalam menyukseskan acara ini. Ia menggarisbawahi pentingnya sektor industri furnitur dalam perekonomian nasional, terutama dengan adanya tren furnitur yang ramah lingkungan dan terintegrasi dengan teknologi. “Kami berharap para pelaku industri furnitur terus berinovasi dalam mendesain produk menggunakan bahan baku ramah lingkungan dan menerapkan teknologi yang lebih efisien,” ujar Faisol.
Sektor furnitur di Indonesia diharapkan mampu berkontribusi lebih besar terhadap ekspor nasional. Faisol menargetkan, dengan dukungan dari semua pihak, produktivitas industri furnitur dapat meningkatkan ekspor dan memenuhi kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Dalam hal ini, Faisol optimis bahwa industri furnitur Indonesia dapat mencapai angka ekspor US$5 miliar pada akhir tahun 2030.
Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur, juga menegaskan komitmen eksportir Indonesia untuk menunjukkan kecintaan mereka terhadap produk dalam negeri melalui IFEX 2025. “Transaksi on the spot di pameran ini diharapkan mencapai US$300 ribu, dan kami percaya itu hanya awal dari transaksi yang lebih besar, yang diperkirakan dapat mencapai US$1 miliar di antara anggota HIMKI,” tuturnya.
Presiden Direktur Dyandra Promosindo, Daswar Marpaung, menambahkan bahwa IFEX 2025 hadir dengan skala yang lebih besar dan lebih megah, dengan luas area pameran mencapai 65.000 meter persegi. “Setiap produk yang ditampilkan adalah cerminan dari kekayaan dan keunikan bangsa Indonesia,” jelasnya. Daswar juga berharap acara ini menjadi momentum penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi platform bagi pengrajin lokal untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
Pameran IFEX 2025 juga menunjukkan adanya penerapan teknologi terkini dalam industri furnitur, seperti penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) untuk mempermudah transaksi online, dan teknologi 3D printing yang kian banyak digunakan dalam desain produk. Hal ini menjadi langkah inovatif untuk merespons kebutuhan pasar yang semakin berkembang.
Para pengunjung di pameran ini akan disuguhkan berbagai produk unggulan yang mencakup desain multifungsi, modular, dan customized. Dengan adanya tren yang semakin bergeser menuju furnitur yang lebih ramah lingkungan, IFEX 2025 menjadi wadah bagi para pelaku industri untuk menunjukkan inovasi dan kualitas produk Indonesia.
Dari sini, dapat dilihat bahwa IFEX 2025 tidak hanya sekadar pameran, tetapi merupakan bagian dari strategi untuk mengembangkan industri mebel dan kerajinan di Indonesia. Acara ini diharapkan dapat menjalin saluran usaha yang lebih luas dan menghubungkan para pengrajin lokal dengan pasar internasional, sekaligus menghadirkan peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi negeri ini di masa depan.