Hentakan Kontroversi: Mala Agatha Lantunkan Lagu Iclik Cinta di Makam Bung Karno

Usai menyanyikan lagu "Iclik Cinta" dengan latar kawasan Makam Bung Karno, penyanyi dangdut dan selebgram, Mala Agatha, mendapati akun media sosialnya diserang netizen. Kejadian ini memicu kemarahan publik yang dinilai tidak menghormati warisan dan nilai-nilai sejarah dari proklamator Indonesia, Soekarno.

Mala Agatha, yang dikenal sebagai penyanyi dengan lebih dari 560 ribu pengikut di Instagram, tampil di video klip lagu "Iclik Cinta" bersama penyanyi lainnya, Icha Cellow. Video tersebut direkam di Perpustakaan dan Museum Bung Karno yang terletak di kompleks yang sama dengan Makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Dalam video klip itu, Mala mendendangkan lirik yang mengandung makna kontroversial, yang dalam bahasa Jawa memiliki konotasi negatif terkait tindakan seksual.

Lagu "Iclik Cinta" sangat viral di media sosial, dengan jutaan penonton, namun kemasyhuran lagu tersebut tidak sebanding dengan reaksi negatif yang diterima Mala Agatha. Banyak netizen mengecam tindakan penyanyi tersebut, menganggapnya sebagai penghinaan terhadap salah satu tokoh paling dihormati dalam sejarah Indonesia. Dalam akun Instagramnya, beragam komentar bernada sindiran, cacian, dan kritik bertebaran, mengekspresikan ketidakpuasan publik. “Penyanyi sama pengelola kuburan harus diperiksa sih. Kok bisa-bisanya dapat izin nyanyi lagu jorok,” tulis salah satu netizen dengan akun @aradlah.

Pihak Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Blitar juga turut angkat bicara dengan resmi melaporkan Mala Agatha ke pihak berwajib. GMNI menilai bahwa lagu tersebut berpotensi melanggar UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yang mengatur segala bentuk tindakan yang dapat mengurangi nilai cagar budaya baik dari segi fisik maupun nonfisik. Mereka menganggap bahwa tindakan tersebut merusak kesakralan Makam Bung Karno dan tidak menghormati nilai-nilai sejarah yang ada di lokasi tersebut.

Berdasarkan informasi yang tersaji, netizen lainnya juga mengekspresikan pendapat serupa. “Asyik laporan sudah diproses Polres Blitar. Siap-siap saja mbak,” ujar akun @manccake, mempertegas keseriusan keresahan publik. Akun-akun lain pun tidak kalah vokal, dengan komentar seperti, “Pilih tempat lain kan bisa. Kok malah Makam Bung Karno. Kenapa juga harus pakai kata tak senonoh,” yang mencerminkan semakin meluasnya protes terhadap pemilihan lokasi yang dianggap tidak pantas untuk penampilan lagu tersebut.

Dalam situasi ini, Mala Agatha berusaha untuk mengklarifikasi niatnya. Namun, protes yang datang dari seluruh penjuru netizen tampaknya sulit untuk diredam. Banyak yang berpendapat, seharusnya penyanyi sekelasnya lebih bijak dalam memilih tempat pertunjukan, apalagi jika menyangkut lokasi bersejarah yang menjadi situs nasional. Pendukung dan pembela Mala juga muncul, tetapi suara mereka tenggelam oleh kegemparan yang lebih besar dari kubu oposisi yang mengecam tindakan tersebut.

Mode penyampaian yang banyak dipakai dalam industri musik saat ini memang kerap kali menuai kontroversi. Namun, sepertinya artis seperti Mala Agatha perlu mempertimbangkan aspek etika dalam berkesenian, terutama terkait lokasi yang dipilih. Terdapat keharusan untuk menghormati nilai budaya dan sejarah yang ada, apalagi dalam konteks lokasi yang memiliki makna mendalam bagi bangsa Indonesia.

Melihat kejadian ini, tampak jelas bahwa muatan konten lagu dan perihal pemilihan tempat berpengaruh besar terhadap respons masyarakat. Tingginya ekspektasi publik terhadap penghormatan sejarah justru semakin mendalam setelah insiden ini, menandakan pentingnya kesadaran sosial dalam berkarya, terutama bagi para generasi muda yang berkecimpung di dunia hiburan.

Berita Terkait

Back to top button