Heboh Patung Penyu di Sukabumi, Sekda: Anggaran 15 M untuk Pantai!

Viral di media sosial baru-baru ini, video menunjukkan kerusakan ornamen patung penyu di kawasan Alun-Alun Gadobangkong, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Video yang menghebohkan ini memicu perhatian dan pertanyaan dari warganet terkait anggaran sebesar Rp 15,6 miliar yang dikabarkan digunakan untuk pembangunan ornamen tersebut.

Terkait hal ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, memberikan klarifikasi untuk meluruskan mispersepsi yang beredar di publik. Dalam penjelasannya, Ade menekankan bahwa ornamen patung penyu adalah bagian dari proyek yang lebih besar, yaitu penataan keseluruhan kawasan Alun-Alun Gadobangkong. Ia menjelaskan, “Anggaran Rp 15,6 miliar itu bukan untuk pembuatan patung penyu, tetapi untuk penataan kawasan sepanjang Pantai Gadobangkong, yang di dalamnya termasuk patung penyu.”

Ade juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berkontribusi dalam pendanaan proyek ini. Ia menggarisbawahi bahwa Pemerintah Kabupaten Sukabumi hanya bertindak sebagai penerima manfaat dari anggaran yang dialokasikan tersebut. “Dengan adanya penataan ini, kami bisa memiliki kawasan Alun-Alun Gadobangkong yang menjadi salah satu ciri khas pariwisata Kabupaten Sukabumi,” tegasnya.

Isu ini muncul di tengah beredarnya video yang memperlihatkan kerusakan pada ornamen patung penyu dan beberapa fasilitas lainnya di kawasan tersebut. Diduga, kerusakan ini terjadi akibat terjangan gelombang tinggi yang melanda kawasan pantai tersebut baru-baru ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi, Prasetyo, juga turut memberikan keterangan mengenai dampak kerusakan tersebut. Ia menyatakan bahwa saat ini, pihaknya masih menunggu anggaran untuk perbaikan fasilitas yang rusak, termasuk ornamen patung penyu. “Kami masih menunggu anggaran perbaikan dari Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim),” ungkap Prasetyo.

Beberapa netizen mengeluhkan bahwa kualitas pembuatan ornamen patung penyu tersebut tidak sebanding dengan anggaran yang dikucurkan. Ada tudingan bahwa bagian dalam ornamen hanya terbuat dari kardus, yang menambah sorotan terhadap penggunaan anggaran yang terkesan tidak transparan. Oleh karena itu, pernyataan Ade Suryaman semakin penting untuk menjawab kekhawatiran masyarakat.

Di tambahan, Ade juga mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di media sosial, yang seringkali tidak dapat dipertanggungjawabkan. Menurutnya, disinformasi ini tidak hanya merugikan citra pemerintah, tetapi juga mengganggu proses pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pariwisata di daerah tersebut.

Dengan adanya masalah ini, harapan besar ditujukan kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk memperbaiki kerusakan yang ada secepatnya. Keseluruhan proyek penataan kawasan diharapkan tidak hanya berfungsi meningkatkan estetika, tetapi juga menjadi pusat wisata yang menarik bagi pengunjung, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

Proses pengembangan kawasan Alun-Alun Gadobangkong diharapkan dapat berjalan lancar dan sesuai rencana. Dengan demikian, masyarakat dan pemerintahan daerah dapat bekerja sama untuk mewujudkan kawasan yang bersih, aman, dan ramah lingkungan, sehingga bisa menjadi kebanggaan bagi warga Sukabumi dan daerah sekitarnya.

Berita Terkait

Back to top button