
Paus Fransiskus menunjukkan tanda-tanda perbaikan kesehatan setelah hasil rontgen terbaru yang dirilis oleh Vatikan. Dalam pernyataan resmi pada Rabu, 12 Maret, pihak Vatikan mengonfirmasi bahwa kondisi klinis Paus, yang saat ini berusia 88 tahun, tetap stabil meskipun dalam konteks gambaran medis yang kompleks. Hasil rontgen dada yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
"Paus mendapat perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak 14 Februari. Kami telah melaporkan bahwa ia menerima terapi oksigen aliran tinggi pada siang hari dan ventilasi mekanis noninvasif pada malam hari. Namun, saat ini, hasil rontgen menunjukkan perkembangan positif," tulis pernyataan Vatikan.
Kondisi kesehatan Paus Fransiskus menjadi sorotan publik seiring berjalannya waktu, terutama setelah serangkaian masalah kesehatan yang menimpanya. Di tahun 2022, ia terpaksa membatalkan kunjungan ke Afrika karena masalah lututnya, yang memaksanya untuk menggunakan tongkat atau kursi roda. Pada tahun 2023, Paus harus dirawat di rumah sakit karena mengalami infeksi pernapasan dan menjalani operasi perut untuk mengatasi hernia. Bahkan, pada awal tahun ini, ia sempat terjatuh di kediamannya dan mengalami cedera ringan di lengan kanan.
Berikut adalah gambaran mengenai riwayat kesehatan Paus Fransiskus dalam beberapa tahun terakhir:
- Infeksi Pernapasan (2023): Diperlukan perawatan di rumah sakit akibat gangguan kesehatan ini.
- Operasi Perut untuk Hernia (2023): Salah satu masalah kesehatan yang cukup serius dan memerlukan tindakan medis.
- Masalah Lutut (2022): Mengharuskan Paus menggunakan alat bantu mobilitas.
- Cidera Ringan (Awal 2023): Terjatuh di kediaman dan mengalami cedera.
Meskipun memiliki masalah kesehatan, Paus Fransiskus dikenal dengan semangatnya yang tak tergoyahkan dalam menjalankan tugasnya. Ia menjadi penerus Paus Benediktus XVI pada 13 Maret 2013, saat usianya 76 tahun dan memilih nama Fransiskus sebagai simbol kesederhanaan dan kedamaian.
Kesehatan Paus Fransiskus sangat penting tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga untuk stabilitas Vatikan dan pengaruhnya di dunia internasional. Dengan usia yang semakin bertambah, tantangan kesehatan yang dihadapinya tentu memberikan dampak pada serangkaian aktivitasnya sebagai pemimpin Gereja.
Paus yang lahir di Argentina pada tahun 1936 ini memiliki riwayat kesehatan yang sebelumnya cukup berat, di mana ia pernah mengalami operasi pengangkatan sebagian paru-paru di usia 21 tahun akibat pneumonia. Sejak saat itu, ia secara konsisten berjuang melawan masalah kesehatan, yang sebagian besar tidak mengganggu komitmen dan layanan pastoralnya.
Visi dan misi Paus Fransiskus dalam memperjuangkan keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, dan perlindungan lingkungan hidup terus berlanjut meskipun dalam kondisi kesehatan yang menantang. Ia tetap menjadi suara bagi mereka yang terpinggirkan dan terus berupaya membawa pesan damai di tengah dunia yang seringkali dilanda konflik.
Dengan perkembangan positif dalam kesehatan Paus Fransiskus, banyak yang berharap ia dapat melanjutkan tugasnya dengan baik dan segera kembali beraktivitas seperti sedia kala. Vatikan akan terus memberikan informasi terkini mengenai kondisi kesehatan Bapa Suci kepada publik, dan umat Katolik di seluruh dunia terus mendoakan kesembuhannya.