Harga Emas Meroket, Kebijakan Tarif Trump Bikin Pasar Guncang!

Harga emas mengalami lonjakan signifikan pada perdagangan Selasa, 25 Maret 2025, sejalan dengan peningkatan permintaan terhadap aset safe haven. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian yang menyelimuti pasar akibat kebijakan tarif yang direncanakan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dinilai dapat meningkatkan inflasi global.

Menurut laporan dari CNBC International, harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 3.020,06 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS juga mencatatkan peningkatan yang serupa, ditutup di level US$ 3.025,90 per ons. Kenaikan ini mencerminkan rasa cemas para investor terhadap dampak kebijakan ekonomi AS yang baru.

Managing Partner CPM Group, Jeffrey Christian, mengungkapkan bahwa investor cenderung berhati-hati dalam mengambil keputusan di tengah situasi global yang tidak menentu. “Banyak investor beralih ke emas sebagai bentuk perlindungan, mengingat kebijakan pemerintahan AS saat ini dapat memperburuk kondisi ekonomi dunia,” ungkapnya.

Dalam spektrum yang lebih luas, harga emas kini telah mengalami lonjakan lebih dari 15% sepanjang tahun ini. Pada 20 Maret 2025, emas bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 3.057,21 per ons. Lonjakan harga ini menunjukkan bahwa emas tetap menjadi aset pilihan bagi investor di saat ketidakpastian ekonomi.

Kebijakan tarif yang diusulkan Trump menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan pelaku pasar. Sebelumnya, Trump menekankan bahwa tidak semua tarif yang diumumkannya akan diterapkan pada 2 April mendatang dan beberapa negara kemungkinan mendapatkan pengecualian. Laporan dari Financial Times menyebutkan bahwa pemerintahan Trump mengalami pertimbangan penerapan tarif dalam dua tahap yang juga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Sementara itu, Presiden The Fed Atlanta, Raphael Bostic, memprediksi bahwa bank sentral AS hanya akan memangkas suku bunga sebesar 0,25% pada akhir tahun ini. Hal ini menyusul keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga, tetapi mengindikasikan pemangkasan yang mungkin mencapai 0,5% di masa depan.

Para investor saat ini tengah menantikan rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS yang dijadwalkan pada Jumat mendatang. Data ini dianggap sebagai indikator penting dalam menentukan arah kebijakan moneter The Fed ke depan.

Dalam analisisnya, Senior Market Strategist RJO Futures, Daniel Pavilonis, menyatakan bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga cenderung akan berkurang. “Secara umum, ini tetap menjadi sentimen bullish bagi komoditas seperti emas. Saya memperkirakan level harga berikutnya dapat mencapai US$ 3.125 per ons,” ujarnya.

Selain emas, pasar juga mencatatkan kenaikan di komoditas lain. Harga perak spot menguat sebesar 1,9% menjadi US$ 33,61 per ons, sedangkan platinum naik 0,5% ke level US$ 978,15 per ons. Paladium juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,4% menjadi US$ 955,00 per ons.

Di tengah ketegangan ini, AS mengumumkan pencapaian kesepakatan dengan Ukraina dan Rusia untuk memastikan keamanan navigasi di Laut Hitam. Kesepakatan tersebut juga mencakup larangan serangan terhadap infrastruktur energi di kedua negara. Kebijakan ini, meskipun berpotensi meredakan ketegangan, tetap menambah lapisan kompleksitas dalam hubungan perdagangan internasional.

Dengan perkembangan yang terus bergulir, pelaku pasar akan terus memantau setiap langkah dari kebijakan yang diambil pemerintahan Trump dan dampaknya terhadap ekonomi global serta aset-aset aman seperti emas.

Berita Terkait

Back to top button