Hamas Salah Kirim Jenazah Sandera, Netanyahu Siapkan Pembalasan!

Seorang pejabat Hamas mengungkapkan bahwa jenazah sandera Gaza bernama Shiri Bibas kemungkinan besar telah salah digabung dengan jenazah lain yang ditemukan di bawah reruntuhan. Pernyataan tersebut disampaikan pada Jumat, 21 Februari 2025, setelah Israel menyatakan bahwa salah satu jenazah yang diserahkan oleh Hamas pada 20 Februari 2025 bukanlah milik Shiri Bibas.

Dalam keterangan yang diperoleh dari agensi berita AFP, pejabat yang enggan disebutkan namanya itu menyatakan bahwa kelompoknya tengah melakukan investigasi terkait isu ini. “Kami menduga bahwa jasad Bibas tidak sengaja tertukar dengan jasad lain yang ditemukan di bawah reruntuhan,” tambahnya. Kejadian ini terjadi di tengah ketegangan yang tinggi pasca-perang Gaza yang dimulai pada bulan Oktober 2023.

Pernyataan tersebut langsung direspons oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang bersumpah Hamas akan membayar harga penuh atas apa yang dia sebut sebagai pelanggaran perjanjian yang brutal dan jahat. Netanyahu menekankan bahwa Israel tidak akan membiarkan kesalahan ini berlalu begitu saja, dan tindakan akan diambil sebagai respons terhadap situasi ini.

Hamas sebelumnya telah menyerahkan jenazah yang diklaim sebagai empat sandera Gaza, termasuk Shiri Bibas dan kedua putranya, Kfir dan Ariel, serta seorang tawanan lanjut usia bernama Oded Lifshitz. Namun, pejabat Israel mengonfirmasi bahwa identitas anak-anak tersebut telah dibuktikan oleh ahli forensik, sementara jenazah keempat tidak sesuai dengan identitas Shiri Bibas.

Pejabat Hamas menyatakan bahwa mereka telah menginformasikan para mediator pada November 2023 tentang kesediaan mereka untuk menyerahkan jenazah ketiga anggota keluarga Bibas. Menurut mereka, keluarga Bibas meninggal bersamaan dengan para penculiknya dalam sebuah serangan udara Israel. Namun, klaim ini dibantah oleh Netanyahu dan pihak Israel, yang menekankan bahwa ujian forensik menunjukkan kedua anak tersebut dibunuh secara brutal saat ditahan oleh Hamas, bukan akibat serangan udara oleh IDF.

Kasus keluarga Bibas menjadi sorotan utama dalam krisis sandera Gaza, setelah mereka diculik oleh Hamas saat serangan yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023. Peristiwa penculikan tersebut bahkan direkam dan disiarkan oleh Hamas, menambah dramatisasi situasi yang sudah mencekam ini. Ariel, yang saat itu berusia empat tahun, dan Kfir, yang baru sembilan bulan, menjadi simbol dari tragedi yang menimpa banyak keluarga di kawasan tersebut. Sementara itu, Yarden Bibas, ayah mereka, berhasil dibebaskan awal bulan ini.

Restrukturisasi informasi dan upaya menyelesaikan masalah jenazah sandera ini menunjukkan kompleksitas dan ketegangan yang masih melingkupi konflik Israel-Palestina. Sementara seluruh dunia menyaksikan situasi ini, Netanyahu menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan mundur dalam menghadapi Hamas, bahkan dalam hal apa pun yang menjurus pada pelanggaran perjanjian dan tindakan barbar. Dengan situasi yang semakin memanas, bisa jadi ini bukanlah akhir dari deretan konflik dan kesedihan yang dialami oleh banyak pihak, baik di Gaza maupun Israel.

Kedepannya, akan sangat penting bagi semua pihak untuk menjalin dialog yang konstruktif demi menghindari meningkatnya ketegangan. Di tengah kepedihan yang mendalam, keluarga yang kehilangan bisa berharap adanya kejelasan dan keadilan dalam penanganan kasus ini, sambil memperhatikan bagaimana langkah selanjutnya akan diambil oleh baik Hamas maupun pemerintah Israel.

Back to top button