Sejumlah isu politik dan hukum terkini menarik perhatian publik pada Minggu (20/4/2025). Di antara yang paling banyak dibicarakan adalah halalbihalal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dihadiri oleh berbagai tokoh politik, serta pengumuman pengurus baru Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan.
Acara halalbihalal PKB berlangsung di Jakarta Selatan, di mana Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, juga mengambil bagian. Dalam kesempatan ini, Dasco mengomentari rumor mengenai fenomena “matahari kembar”, yang menyebutkan adanya persaingan antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo. Dalam pertemuan yang dihadiri banyak kader PKB tersebut, Dasco menegaskan bahwa isu tersebut tidak lebih dari sekadar politik belaka sambil menegaskan pentingnya persatuan di tengah perbedaan pandangan.
Sementara itu, dalam rangka memperkuat jati diri dan posisi politik PAN, Zulkifli Hasan resmi mengumumkan susunan pengurus baru Dewan Pimpinan Pusat dalam acara halalbihalal di Rumah DPP PAN, Jakarta Selatan. Dalam sambutannya, Zulhas menyampaikan target ambisius untuk membawa PAN ke dalam jajaran empat besar partai politik pada Pemilihan Umum 2029. “Kami ingin meningkatkan elektabilitas dan dukungan publik kepada PAN, serta menjadikan partai ini sebagai pilihan utama rakyat Indonesia,” kata Zulhas menekankan pentingnya konsolidasi serta kerja keras untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain perhelatan PKB dan PAN, isu mengenai keaslian ijazah Joko Widodo kembali mencuat dan menjadi sorotan. Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) berunjuk rasa di rumah mantan presiden tersebut untuk mempertanyakan keabsahan ijazahnya. Pengamat politik Adi Prayitno berpendapat bahwa adanya upaya menjatuhkan nama baik Jokowi melalui isu ijazah ini menunjukkan betapa terpolarisasinya situasi politik saat ini. “Ada kepentingan tertentu yang berusaha untuk merusak citra mantan presiden dengan cara-cara seperti ini,” ujar Adi.
Tak kalah menarik, usulan agar tanggal 3 April diperingati sebagai Hari NKRI juga mendapat dukungan dari Ketua MPR, Ahmad Muzani. Dia menilai peristiwa yang melatarbelakangi usulan tersebut—yaitu mosi integral Mohammad Natsir pada 1950—merupakan bagian penting dari sejarah bangsa Indonesia. “Hari NKRI seharusnya menjadi momen untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa,” tegas Muzani, menambahkan bahwa momen ini layak dikedepankan bersama dengan hari-hari bersejarah lainnya, seperti Hari Pancasila.
Di sisi lain, isu serius menghantui dunia kesehatan dengan terungkapnya kasus pelecehan seksual yang melibatkan dokter di Indonesia. Sosiolog Andreas Budi Widyanta menyebutkan bahwa kasus ini merupakan bagian dari fenomena gunung es, di mana banyak kasus serupa yang belum terungkap ke permukaan. “Permasalahan ini mengindikasikan bahwa ada kerawanan sosial yang harus dihadapi, dan penting bagi masyarakat untuk lebih sadar serta melindungi diri dari kemungkinan tindakan yang merugikan,” ungkap Andreas.
Di tengah dinamika politik dan berbagai isu sosial yang berkembang, semua mata kini tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh PKB dan PAN dalam upaya mempertahankan posisi dan meningkatkan daya tariknya menjelang pemilu mendatang. Hal ini menjadi tantangan dan peluang bagi kedua partai tersebut untuk menjelaskan visi dan misi mereka di hadapan publik. Dengan keterlibatan berbagai elemen masyarakat serta tokoh-tokoh politik yang berpengaruh, diskusi dan debat mengenai isu-isu ini dipastikan akan semakin memanas menjelang pemilu 2029.