Gus Alam Meninggal setelah Perawatan di RS Akibat Kecelakaan

KABAR duka menyelimuti masyarakat Jawa Tengah, terutama kalangan politik dan keagamaan, setelah berita tentang meninggalnya KH Alamudin Dimyati Rois atau akrab disapa Gus Alam. Politisi yang juga anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini tutup usia pada pukul 05.40 WIB di RS Budi Rahayu Pekalongan, setelah menjalani perawatan intensif akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan tersebut terjadi pada 2 Mei lalu di ruas Jalan Tol Pemalang-Batang, saat Gus Alam pulang dari menghadiri kegiatan di Pondok Pesantren Alfadlu 4, Brebes.

Suasana di RS Budi Rahayu pagi itu tampak ramai dengan banyak tamu dari dalam dan luar Kota Pekalongan. Kabar duka ini menyentuh hati banyak orang, terlihat dari antusiasme dan simpati masyarakat yang datang memberikan penghormatan terakhir. “Innalillahi wa innailaihirojiun,” demikian salah satu pesan beredar di WhatsApp, disampaikan oleh KH Yusuf Chudlori, Ketua PKB Jawa Tengah, yang menyatakan dukacita atas kepergian Gus Alam.

Dalam kecelakaan tragis tersebut, mobil minibus yang ditumpangi Gus Alam menabrak truk yang melaju di jalur yang sama, tepatnya di KM 315 + 900 di Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Akibat insiden itu, dua asisten Gus Alam, Vicka Novitasari (41) dan Muhamad Balya (57), langsung meninggal di lokasi kejadian. Sementara itu, Gus Alam mengalami sejumlah cedera serius. Menurut hasil pemeriksaan medis, dia menderita luka di kepala, fraktur pergelangan tangan, dan sobekan pada pelipis kiri, yang membuatnya dalam kondisi setengah sadar saat dirawat.

Kepastian waktu pemakaman Gus Alam sudah disiapkan. Rencananya, proses pemakaman akan berlangsung pada Selasa, setelah melaksanakan salat zuhur. Lokasi pemakaman sendiri masih dalam pembahasan dan DIharapkan bisa segera diputuskan oleh keluarga serta kerabat dekat.

Dukacita mendalam dirasakan oleh banyak pihak, terutama orang-orang terdekat dan rekan sejawatnya di dunia politik. “Kami merasa sangat kehilangan, baik sebagai figur penerus ulama maupun sebagai tokoh politik. Beliau dikenal tegas dalam sikap-sikap politiknya dan sangat terbuka terhadap masukan dari kader,” ungkap KH Yusuf Chudlori. Pernyataan ini menggambarkan sosok Gus Alam yang tidak hanya berpengaruh di ranah politik, tetapi juga menjadi teladan dalam komunitas umat Islam.

Gus Alam, yang terkenal sebagai tokoh muda, berperan aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, terutama dalam pembangunan dan pemberdayaan umat. Kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi PKB dan masyarakat sekitar, yang selama ini melihatnya sebagai wakil yang memperjuangkan aspirasi rakyat.

Sebagai politisi, Gus Alam dikenal dengan pandangan progresif dan keberaniannya dalam menyampaikan ide-ide yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Banyak yang berharap, dengan meninggalnya Gus Alam, akan lahir generasi penerus yang mampu meneruskan perjuangan dan dedikasi beliau.

Di tengah duka yang mendalam ini, kisah Gus Alam akan menjadi catatan penting bagi sejarah politik dan sosial di Jawa Tengah. Publik berharap agar dedikasi dan semangat Gus Alam dalam mengabdi kepada masyarakat bisa terus dikenang dan dijadikan inspirasi bagi generasi mendatang. Sebuah sayatan menyedihkan dalam perjalanan hidup seorang anak bangsa yang berkomitmen untuk membangun negeri. Masyarakat kini menantikan informasi lebih lanjut mengenai tempat pemakaman dan upacara penghormatan terakhir bagi sosok yang sangat dihormati ini.

Berita Terkait

Back to top button