![Google Investasi US$75 Miliar untuk Infrastruktur AI Hingga 2025!](https://octopus.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Google-Investasi-US75-Miliar-untuk-Infrastruktur-AI-Hingga-2025._induk_usaha_google_-_bloomberg_david_paul_morris_-_bisniscom_bisnis_indonesia_1726.jpeg)
Perusahaan induk Google, Alphabet, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk menginvestasikan sekitar US$75 miliar dalam belanja modal yang direncanakan pada tahun 2025. Pengumuman ini menandai langkah strategis lainnya dari salah satu raksasa teknologi dunia di tengah persaingan ketat dalam pengembangan infrastruktur kecerdasan buatan (AI).
Menurut laporan dari The Verge, investasi besar ini merupakan tanggapan Alphabet terhadap meningkatnya kebutuhan akan teknologi AI yang semakin menjadi fokus utama bagi banyak perusahaan teknologi besar. Meskipun perusahaan tidak secara spesifik mengonfirmasi bahwa seluruh anggaran tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan AI, banyak analis memperkirakan bahwa sebagian besar dana tersebut akan difokuskan pada sektor ini, mengingat tren investasi yang terus berkembang dalam teknologi AI globally.
CEO Google, Sundar Pichai, menyatakan bahwa kontribusi AI terhadap kinerja finansial perusahaan sangat signifikan. Pada tahun lalu, pendapatan keseluruhan Google mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi mencapai US$96,5 miliar. Secara khusus, divisi Google Cloud mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan dengan pendapatan sebesar US$12,0 miliar, naik 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Pichai menjelaskan bahwa pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan layanan Google Cloud Platform (GCP) serta solusi AI generatif.
Sejalan dengan investasi besar ini, Pichai mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki konsep baru untuk iklan native yang akan diterapkan dalam asisten AI Gemini. Selain itu, pengalaman pencarian yang didorong oleh AI juga direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen Google untuk terus berinovasi dalam teknologi pencarian dan iklan dengan memanfaatkan kemampuan AI yang semakin maju.
Dalam perkembangan lainnya, Alphabet juga memperkenalkan beberapa produk baru selama kuartal keempat 2024. Di antara produk tersebut adalah Gemini 2.0, agen AI Project Mariner yang mampu menyelesaikan berbagai tugas di browser Chrome, serta alat Deep Research yang dirancang untuk melakukan riset di internet untuk pengguna. Produk-produk ini diharapkan dapat memperkuat posisi Google dalam sektor AI dan teknologi berbasis cloud.
Sementara itu, divisi mobil otonom perusahaan, Waymo, menunjukkan kinerja yang stabil, meskipun harus menghadapi sejumlah tantangan. Laporan keuangan terbaru mencatatkan pendapatan yang lebih rendah serta kerugian yang lebih besar dari tahun ke tahun pada kuartal keempat. Hal ini menandakan bahwa meskipun Waymo membawa potensi besar, industri mobil otonom masih dalam tahap perkembangan dan sering kali mengalami kendala dalam operasional.
Namun, jalan Alphabet untuk terus berkembang tidak sepenuhnya mulus. Perusahaan juga menghadapi tantangan hukum yang signifikan, terutama dari Departemen Kehakiman AS yang mengusulkan agar Google mempertimbangkan untuk melepaskan Chrome. Ini berkaitan dengan keputusan pengadilan yang menyatakan bahwa Google merupakan monopoli di pasar pencarian dan periklanan. Hasil dari kasus hukum ini diperkirakan akan memiliki dampak besar pada masa depan Google dan Alphabet.
Investasi US$75 miliar yang direncanakan untuk pengembangan infrastruktur AI ini tidak hanya mencerminkan ambisi Alphabet untuk tetap menjadi salah satu pemimpin industri teknologi, tetapi juga menjawab tuntutan pasar yang semakin memerlukan solusi berbasis AI. Dengan pertumbuhan yang pesat pada layanan cloud dan inovasi yang terus berlangsung, Google berusaha untuk memanfaatkan momentum ini guna menjaga posisinya sebagai pelopor dalam teknologi AI di dunia yang semakin kompetitif.