
Google baru-baru ini mengumumkan kerjasama strategis dengan PJM Interconnection, operator jaringan listrik terbesar di Amerika Utara, untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam mempercepat proses penyambungan pasokan listrik. Inisiatif ini menandai langkah signifikan dalam penggunaan AI di industri energi, di mana untuk pertama kalinya teknologi tersebut diterapkan secara menyeluruh dalam mengelola antrean proyek interkoneksi listrik.
Permintaan listrik saat ini mengalami lonjakan yang tajam, seiring dengan pertumbuhan pusat data yang dibangun oleh perusahaan teknologi besar untuk mendukung sistem AI mereka. Dalam konferensi pers, Amanda Peterson Corio, Kepala Energi Pusat Google, mengungkapkan, “Selama lebih dari satu dekade, industri telah membahas jaringan listrik yang lebih cerdas. Sekarang, dengan AI, kita bisa mewujudkannya.”
Latar belakang kolaborasi ini muncul dari semakin lama waktu tunggu untuk menyambungkan sumber energi baru seperti tenaga angin, surya, dan gas alam ke jaringan listrik. Hal ini menciptakan krisis pasokan listrik yang lebih besar, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan tagihan bagi konsumen dan meningkatkan risiko pemadaman listrik. Dengan memanfaatkan AI, Google dan PJM berharap dapat mengurangi waktu tunggu tersebut.
Melalui unit teknologi yang dikenal dengan nama Tapestry, Google mengklaim bahwa AI dapat menyederhanakan dan mengotomatisasi beberapa bagian dari proses peninjauan dan perencanaan penyambungan proyek ke jaringan listrik PJM. Pada tahap awal kerjasama ini, teknologi AI diharapkan dapat menggantikan sejumlah proses manual yang selama ini dijalankan oleh perencana jaringan, termasuk evaluasi kelayakan proyek untuk disambungkan ke sistem kelistrikan.
Ke depannya, sistem yang dikembangkan akan menampilkan informasi jaringan dalam format antarmuka interaktif yang mirip dengan Google Maps. Ini diharapkan dapat mempercepat pengambilan keputusan terkait penyambungan pasokan listrik.
Aftab Khan, Wakil Presiden Eksekutif Operasi PJM, mengatakan bahwa kolaborasi ini adalah langkah potensial untuk memangkas waktu sambungan listrik baru. PJM mengelola jaringan listrik yang melayani sekitar 67 juta orang di Amerika Serikat, termasuk wilayah Virginia utara yang diakui sebagai pusat data terbesar di dunia.
Kerjasama antara Google dan PJM ini menunjukkan bagaimana inovasi teknologi dapat memberikan solusi untuk tantangan yang dihadapi oleh industri energi saat ini. Dengan adopsi AI, diharapkan bahwa penyambungan pasokan listrik baru akan menjadi lebih efisien, sehingga mampu memenuhi meningkatnya permintaan energi dari infrastruktur digital yang semakin berkembang pesat.
Dalam memanfaatkan AI, Google tidak hanya berupaya untuk mengoptimalkan proses internal mereka, tetapi juga berkomitmen untuk berkontribusi terhadap keberlanjutan sektor energi. Inisiatif ini sejalan dengan tren global yang menekankan pentingnya transisi ke sumber energi terbarukan dan inovasi teknologi untuk menciptakan sistem kelistrikan yang lebih cerdas dan responsif terhadap kebutuhan pengguna.
Proyek ini masih berada dalam tahap awal, akan tetapi, dampaknya sudah terlihat sebagai titik awal yang menjanjikan bagi revolusi dalam penyambungan pasokan listrik. Dengan menerapkan teknologi canggih, Google dan PJM ingin mengubah cara kerja industri listrik, menjadikannya lebih adaptif dan siap menghadapi tantangan masa depan. Inisiatif semacam ini tidak hanya bermanfaat bagi konsumen, tetapi juga mendukung upaya global menuju keberlanjutan dan efisiensi energi yang lebih tinggi.